Share

Bab 8- Marahnya Shima

“Jemput kamu.”

“Hah?!”

Langkah yang tenang itu terhenti, ia balikkan badannya, “je-m-put ka-mu.”

“Ya ampun. Gila kamu, Hei? Aku juga denger kali. Maksudnya ngapain kamu kesini gitu aja, selain itu kamu punya pacar dan selama ini juga jaga jarak ke aku.”

Ia terdiam mendengar pernyataanku.

Namun dengan percaya dirinya, ia tarik lenganku dan berkata, “Buruan, kita udah telat berangkat, nanti sampe sana bisa-bisa udah pada mulai latihan.”

Ahhh,, bodoh bodoh bodohh!!!

Bisa-bisanya, aku cuma nurut gitu aja dan malah teringat masa-masa kami berteman dulu. Bayangan masa lalu itu buyar saat suara klakson mobil terdengar. Dengan cepat kulepaskan tanganku dari genggamannya.

Sengaja aku beralasan ingin ke toilet saat kami sampai di sekolah. Tentu demi menghindari masuk kelas bersamanya.

Entahlah sepertinya, ini akan jadi hari sial untukku.

Jika tadi karena kedatangan Kyohei yang tiba-tiba, sekarang malah ketemu kak Imada di toilet.

Aku terlalu canggung untuk menyapanya.. Tapi, tak sopan jika aku hanya diam saja. Kuambil nafas panjang dan, “pagi kak..”

Kak Imada melihatku dari cermin karna sedang menata rambutnya. Ia hanya berdehem singkat menjawab sapaanku.

POV AUTHOR

Kyohei berjalan menuju kelas setelah mengganti sepatunya dengan sepatu sekolah. Ia melewati Shima yang sedang mengobrol bersama anak kelas lain dengan santai karna memang tak ada yang perlu diherankan jika itu Shima.

Sebaliknya, Shima yang merasa diabaikan oleh teman kelasnya itu menyelesaikan obrolannya dan menghampiri Kyohei.

“Yo bro!! Good morning!”, ucapnya merangkul Kyohei dari belakang. “Sendirian aja nih, pacar tercantiknya kemana? Pacar baru masa gak berangkat bareng..”

Kyohei menghempaskan tangan Shima. Shima pun mengangkat dua tangannya seakan berhadapan dengan polisi, ia meledek terlalu dalam sepertinya.

Dan sialnya Yuuki, ia yang baru saja masuk ke kelas mendapat sebuah kejutan yang tentunya membuat gempar suasana. Semua temannya pun terkejut, bahkan hal ini sangat menarik perhatian siswa kelas lain yang melewati lorong.

BYUURRRRHHHRRR…

Air satu botol penuh mengguyur Yuuki dari ujung rambut sampai sepatunya. Tak lama setelah itu, Shima beranjak dari kursinya membawa jaket dan celana olahraga miliknya yang tersimpan di laci. Ia tarik Yuuki keluar dari sana dan diantarnya ke kamar mandi untuk berganti pakaian.

Menunggu Yuuki, Shima terdiam. Beberapa anak yang menyapanya hanya ia beri anggukan dan senyuman pahit. Semakin resah menunggu, tangannya menggenggam seakan menahan amarah.

Hampir saja ia melayangkan tinjunya ke arah tembok,

“Shima?? Kamu ngapain??” Tanya Yuuki. Layaknya aktor, Shima menoleh tersenyum, ia berpura-pura sedang bergerak dengan alasan pemanasan sebelum latihan.

"Beneran kan ternyata,"

"Apanyaa??"

"Udah kupikir daritadi si, bakal keliatan imut kalo dipake kamu yang kecil ini,” sambil tertawa, tawanya dihentikan oleh Yuuki yang memukul lengannya cukup keras.

Yuuki mengajak Shima untuk kembali ke kelas, tapi Shima menolak. Ia malah mengajak untuk pergi ke ruang UKS. Yuuki heran, tapi tetap mengikutinya.

Sesampainya mereka, Shima hanya mengatakan, “kamu tunggu sini dulu aja.”

Shima masuk ke ruang UKS, ia bertemu dengan penjaga yang sedang piket. Dalam beberapa menit, ia keluar dan memberikan sandal pada Yuuki.

“Aaa!! Makasih loh.., aku gak kepikiran bakalan ada sandal gini di sekolahan, kok kamu bisa tahu?”

“Ya dong, kamu gak lupa kan siapa aku?”

..

Kembalinya dua anak itu ke kelas, ternyata sang pelaku yang menyiram Yuuki sedang dihakimi oleh beberapa anak kelas. Shima yang selalu tersenyum ceria setiap saat, terlihat dingin dan mempercepat tempo jalannya. Dia siap untuk meluapkan emosi yang sejak tadi ditahan.

Dia gebrak meja Minami, sambil meminta penjelasan atas tingkahnya. Minami malah tertawa, “aku melakukan hal yang benar kok. Itu pelajaran buat orang yang deketin pacar orang.”

Semua anak di kelas menatap ke arah Kyohei dan Yuuki bergantian. Yuuki yang tadinya terdiam karena kaget melihat Shima marah mulai bersuara. “Maksudnya apa? Deketin? Gimana bisa aku deketin pacarmu?”

Minami meraih ponsel yang ada di sakunya. Dia menunjukkan foto dimana Kyohei menggandeng lengan Yuuki tadi. Rupanya, ada yang memotret dari kejauhan dan mengirimnya pada Minami.

Yuuki terlihat frustasi. Ia mengambil nafas panjang dan menjelaskan apa yang terjadi. Semua anak membela Yuuki, di foto itu Kyoheilah yang memegang tangan Yuuki.

Tapi Minami tetap saja menyangkalnya dan bersikeras bahwa Yuukilah yang salah. Saking lelahnya membela diri, Yuuki menyerah untuk memperpanjang hal ini dan meminta maaf pada Minami.

“Ya gak bisa gitu dong!!” Protes Shima. Yuuki menahannya agar tak melanjutkan masalah ini lagi. Kyohei pun sebagai orang yang dibawa-bawa hanya diam saja. Suasana canggung ini sedikit berpengaruh di awal latihan, tapi lama kelaman itu hanyut oleh waktu yang terus berlalu.

Bersambung..

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status