Share

76. Mayat Permaisuri Rengganis?

Hyat! Hap! Kayana dan Petapa Bagaspati naik ke kuda. Mang Damar sendiri melepas salah satu kuda di pedati lalu menaikinya. “Kalian berhati-hatilah!” pesan Mang Damar.

Ketiga lelaki beda usia tersebut langsung memacu kuda membelah jalan setapak nan gelap. Para wanita hanya memandang tubuh mereka yang semakin menghilang ditelan kegelapan. Cahaya rembulan hanya menyinari pada tempat-tempat terbuka, untuk jalan yang bagian samping masih ditumbuhi pepohonan besar, rasanya sangat gelap, suram dan dingin. Sajani mengambil damar dari dalam pedati, kemudian berjalan kembali ke arah Mbok Berek yang masih menangis mengkhawatirkan Rengganis.

“Pada saat seperti ini, tidak ada Khandra di sini,” keluh Mbok Berek.

“Sudah Mbak Yu, tidak apa. Khandra seorang senapati, dia pasti sangat sibuk saat ini,” terang Mbok Wiji. “Mari sekarang kita pelan berjalan untuk menyusul ke tempat Permaisuri Rengganis,” imbuhnya.

***

Di tempat kejadian perkara, Bibi Larasati dan Roro Gendi
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Kiki Sulandari
Mayat siapakah itu?
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status