Share

Daffin... Sakit...

“Daffin… darahnya… mengapa tidak mau berhenti?”

Ervan melirih pilu. Dia sadar Adhira yang dikenalnya ini tak kuasa menahan sakit begitu lama. Dulu dia akan bermanja-manja pada pemuda bunga es ini demi mencari perhatian. Kini yang muncul di hadapannya adalah pria gizi buruk yang bersimbah darah.

Dengan lembut Ervan meraih tubuh Adhira. Dia mengangkatnya dari lantai toilet yang sudah basah, kembali ke kamarnya.

“Biarkan aku membantumu, Hira.”

Ervan mendudukannya ke atas kasur dan mulai mengusap luka yang masih sebagian terobati itu. Perasaannya hancur lebur saat membayangkan tentang cara Adhira mendapatkan luka-luka ini. Bekas-bekas penyiksaan bertahun-tahun lalu tumpang tindih dengan luka yang baru. Jaringan parut yang belum sepenuhnya hilang kembali dilukai berulang kali.

“HAhhkk….” Desau perih Adhira membuat Ervan tersentak. “Daffin… sakit….”

Adhira merebahka

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status