Share

Pemakaman

Adhira berpikir dia akan menghabiskan waktu lebih panjang di pemakaman Profesor Alan, tapi nyatanya Adhira merenung lebih lama di depan nisan Yasir Pranadipa. Nyawa seseorang telah melayang karena kelalaiannya. Dia tahu Yasir telah membuatnya emosi dan mengakibatkan kematiannya sendiri, namun Adhira tak pernah ingin mencabut nyawa orang yang disayangi oleh sahabatnya sendiri.

Walau kini dia bersujud dan meminta pengampunan, tragedi di antara mereka sudah berlalu. Kuswan tak akan pernah lagi tersenyum padanya, mengalungkan tangan di bahunya, dan mengatakan, “Mainkan sebuah lagu dan aku akan berpuisi untukmu.”

Kuswan tak akan lagi mau mengajaknya berkubang dalam keonaran dan saling menertawakan kesialan masing-masing, atau menandani rambutnya seperti seekor burung merak. Dia tak akan pernah lagi mendapat teman semenyenangkan itu.

Kuswan yang sekarang adalah pria berwajah galak yang siap mengepalkan tangannya setiap melihat Adhira, yang akan memakinya d

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status