Share

Sebelas tahun kemudian...

Setelah mengantar Odin melalui prosesi pemakaman ibu dan neneknya, anak itu pun dibawa ke Panti Asuhan Karya Asih. Seorang wanita paruh baya menyambut mereka di depan pintu masuk. Mereka mendaftarkan Odin dan menjadikan Ervan wali dari anak tersebut.

“Apa aku juga bisa tinggal di sini?” celetuk Adhira dengan tampang tanpa malu itu.

“Ini panti asuhan. Bukan panti sosial,” tandas Laila geram.

“Maaf sekali, tapi ini untuk anak-anak di bawah delapan belas tahun.” Ibu kepala pun menjawab pertanyaan Adhira dengan sopan. “Tapi kalau memang mau berkunjung, tentu saja bisa.”

Ervan mengangguk. Dia menatap Odin yang masih terlihat belum siap pindah dari rumah lamanya yang sudah terbakar hangus itu. Adhira menarik tangannya dan mengajaknya masuk ke ruangan tempat di mana dia pernah tinggal selama beberapa tahun itu.

“Hei, di sini lebih seru lho. Ada berbagai jenis kebun buah yang bisa kamu makan buahnya set

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status