Share

Dua Puluh Dua

Malam yang dingin, rintik hujan sejak siang tadi membasahi semesta tanpa henti. Membuat jiwa-jiwa yang sepi semakin tenggelam dalam sunyi tanpa kehangatan.

Pram memandangi rintik hujan dari balik jendela kafe dengan tatapan kosong. Perasaan sedih, kecewa dan sakit hati sekaligus cinta masih bergumul di hatinya.

Pram merindukan Alena namun di saat yang sama ia membencinya. Selain ruang kerjanya di perusahaan, saat ini Pram juga membenci kamarnya. Ia tak ingin pulang ke rumah. Ada banyak foto dan kenangan manis bersama Alena di sana.

Entah kekuatan dari mana, saat itu Pram menekan nomor ponsel Alena. Tak lama, Alena menjawab panggilan telepon Pram.

"Ada satu yang ingin aku tanyakan," ucap Pram tanpa basi-basi. "Bersama siapa saat kau berada di Perth? Arya?"

Alena tak langsung menjawab. Namun hela napasnya terdengar jelas di telinga Pram.

"Aku bersama Devian, kekasihku

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status