Share

Chapter 20

Aku menemani Bea menikmati senja di depan masjid Hagia Sophia. Dia sangat senang. Senyuman tidak pernah pudar dari wajahnya. Berbeda saat dia berada di Mekkah dan Madinah. Bea tidak henti-hentinya menangis. Membuatku panik bukan main. Katanya, dia lagi terharu. Ya, tapi tangisannya seperti orang yang benar-benar sakit.

Di taman indah ini, dia menikmati harinya. Bea tidak hentinya berterima kasih dan mengucapkan syukur. Aku senang melihatnya bahagia.

Dring!

Hazzim menghubungiku.

“Assalamualaikum?”

“Mas Faizal, nanti malam mau datang nggak? Lagi ada acara syukuran. Putri sudah tahu kalo mas datang. Katanya mau bertemu juga. Acaranya di restoran Asia. Nanti aku yang jemput mas, gimana?”

Ku pandangi Bea.

“Gimana sayang? Acara makan malam dengan teman mas di sini,” jelasku. Bea mengangguk.

“Nggak buat kamu terganggu kan?” tanyaku. Bea menggeleng.

“Nggak mas,” jawabnya.

“Oke Hazzim, jemput nanti yah, aku lagi di taman nih, dekat apartemen. Kebetulan sekali istriku mau jalan-jalan sore,” jel
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status