Share

Chapter 23

Bea POV

Aku terkejut mengetahui bahwa bibi Ayna dan sang suami kecelakaan. Mereka tidak bisa diselamatkan. Luka parah di sekujur tubuhnya membuat mereka kehilangan banyak darah. Ini adalah takdirnya. Menurut mas Faizal, bibi Ayna dan sang suami hendak menjemput Alina di Surabaya. Aku tidak tahu secara jelas kronologinya.

Hari ini adalah hari terakhir kami di Turkey. Aku dan mas Faizal segera merapikan pakaian ke koper lalu bersiap menuju bandara.

“Bea, tapi kita bisa saling ngobrol kan?” sahut Putri dari sambungan telepon. Wanita itu menghubungiku secara khusus.

“Ingat, ingat Bea, jika mas Faizal bisa saja seperti ayahnya, Tuan Abdullah. Tidak ada yang tahu, bukan?” sambungnya. Aku menjadi jengkel dengan sikap Putri. Dia tidak seharusnya mengatakan hal itu kepadaku. Memangnya dia siapa? Dia tidak punya hak untuk hal itu.

Aku menarik napas dalam-dalam lalu menghembuskan dengan pelan. Aku mencoba menenangkan diriku. Mas Faizal sedang keluar.

“Putri,” ucapku. Dadaku bergemuruh.

“Iy
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status