Share

5. Takut Berangkat Kerja

"C-Carl, sungguh. Tolong jangan lakukan ini. Aku... aku tidak bisa.... "

'Aku tidak bisa melakukan hal seperti itu dengan seseorang yang sudah memiliki tunangan. Aku bukan perusak rumah tangga orang!'

Ashley ingin sekali berteriak seperti itu.

Namun, kata-kata itu tertahan di tenggorokan saat lidah panas Carlos menjelajahi lehernya.

Pada titik ini, Ashley menyadari sesuatu. Dia telah begitu jatuh cinta pada Carlos selama ini.

Sejujurnya saat melihat Carlos lagi di depannya, Ashley sangat ingin memeluknya, menyerahkan diri kepadanya sampai pada titik di mana dia akan menawarkan lebih dari sekadar apa yang ada di bawah.

Carlos yang menyadari bahwa Ashley juga menginginkannya, membelai dada wanita itu dengan lembut dan berbisik penuh kemenangan di dekat telinga Ashley.

"Tubuh ini, bukankah selalu menjadi milikku, Ash? Kamu tidak menyerahkannya pada pria lain setelah kita berpisah, kan?"

Kata-katanya sangat posesif, seakan-akan Carlos tak sudi jika Ashley sampai disentuh pria lain. Tangannya mulai menjelajah ke sana kemari seperti sedang mencari bekas jejak pria lain.

"H-hey, berhenti. Carl, aku tidak mau.... "

Ashley berusaha menghentikan tangan Carlos yang menggerayangi tubuhnya, mengatakan bahwa tidak seharusnya mereka melakukan ini.

Namun, sepertinya Carlos sudah tidak bisa mendengar apa pun perkataan Ashley. Tatapannya membara dengan hasrat yang berapi-api, seakan-akan sudah lama hasrat itu tak dikeluarkan.

Ashley tak bisa berbuat apa pun, menatap ngeri pada sekeliling yang terang benderang.

Mereka kini berada di dapur yang bisa dilihat oleh siapa saja, hal itu membuat Ashley berkeringat deras.

"Carl, please. Hentikan, kamu tidak bisa melakukan ini di sini," mohon Ashley dengan suara gemetar ketakutan.

Namun, Carlos tak menghentikan aksinya sama sekali, seakan-akan bertekad melucuti Ashley di tempat ini sekarang juga.

"Carlos.... "

Suara Ashley berubah menjadi tangisan, dia berusaha lepas dari jeratan Carlos, tapi tak bisa.

Pada saat itulah, lonceng nyaring di depan kamar tuan muda berbunyi. Menandakan pangggilan darurat. Memecahkan konsentrasi semua orang.

"Aku... aku harus pergi!"

Meski dengan susah payah, Ashley akhirnya berhasil melarikan diri dari cengkeraman Carlos Montero dan berlari menaiki tangga untuk mendatangi Clython Montero, majikan barunya.

"H-hah, hah."

Ashley yang berlari kencang menghindari Carlos menuju ke lantai dua tempat Clython berada, berdiri di depan kamar sang tuan muda dengan terengah-engah.

Setelah menenangkan napasnya selama beberapa detik, Ashley akhirnya mengetuk pintu untuk memberi tahu Clython bahwa dia sudah datang.

"Tuan muda, saya berada di depan kamar Anda. Apa yang Anda perlukan?"

Seseorang yang memakai helm tertutup tiba-tiba membuka ruangan dan langsung menarik tangan Ashley masuk ke dalam.

"Tuan mu...!"

Ashley berteriak kaget, sementara itu Clython segera menutup pintu dan berjalan menjauh.

"Diam di situ. Jangan melangkah satu langkah pun sampai aku mengizinkan," ucapnya.

"B-baik."

Gugup karena tindakan tiba-tiba Clython, Ashley menjawab dengan suara terbata.

Ashley kini berdiri dengan panik di belakang pintu dalam ruangan yang gelap gulita. Suara Clython tak terdengar lagi.

Beberapa saat kemudian, terdengar suara mobil keluar rumah, sepertinya Carlos Montero telah pergi.

"Keluar."

Dengan satu perintah dari Clython, seakan sudah menunggu, tergesa-gesa Ashley pun membuka pintu.

"B-baik, Tuan muda. Dan... dan terima kasih!" teriak Ashley sembari berlari keluar.

"Entah apa maksudnya, apakah dia bermaksud menolong atau terganggu dengan keributan yang kubuat dengan Carl. Tapi tetap saja, aku berterimakasih padanya,"

Ashley menghidangkan makan siang ke depan pintu Clython dan mengetuk pintu. Sebelum berjalan kembali menuruni tangga.

Setelah pekerjaannya selesai, Ashley langsung masuk kamar pelayan dan mengunci pintu.

Pertemuannya dengan Carlos Montero di rumah ini benar-benar mengacaukan mentalnya.

"Bagaimana mungkin aku malah bekerja di rumah ini sebagai asisten rumah tangga. Aku tidak pernah ingin berhubungan dengan pria itu lagi, tapi kalau seperti ini, bagaimana caraku menghindarinya?!"

Ashley berteriak dengan frustasi, memandang tangannya yang masih gemetar. Kejadian hari ini benar-benar mengguncang jiwanya.

Untungnya, seharian setelah itu, Carlos Montero tak muncul sama sekali sehingga Ashley merasa lega dan menyelesaikan pekerjaan hari itu dengan lancar.

Pagi hari, dia merasa sangat berat berangkat ke kediaman Montero.

"Aku takut berangkat kerja," gumam Ashley dengan gelisah.

Dia tak ingin pergi ke sana karena takut dengan Carlos, tapi Ashley tak bisa menghindari ini karena sudah menerima pembayaran di muka dan menandatangani kontrak.

Meski berat hati, Ashley akhirnya tetap pergi.

Untungnya, begitu sampai di kediaman Montero, rumah itu sepi seperti hari sebelumnya.

"Hufy, syukurlah. Sepertinya dia tidak selalu tinggal di sini?"

Ashley berkata dengan nada lega, perasaannya menjadi nyaman.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status