Share

4. Ciuman Ganas Carl

Entah kenapa rasanya tadi seperti sedang diawasi seseorang, tapi begitu dia berbalik, Ashley tak menemukan siapa pun.

"Bukan hantu, kan?"

Dia tiba-tiba merinding sendiri, rumah sebesar dan sesepi ini, tidak mungkin kalau tidak ada hantu.

Ashley yang ketakutan, segera keluar dari dapur dengan langkah tergesa-gesa.

Tepat saat dia baru saja keluar dari dapur dan menuju ruang tamu, tatapannya terarah ke seorang pria yang sepertinya baru masuk ke dalam rumah.

Langkah Ashley seketika terhenti dengan mata terbelalak lebar, tak menyangka akan bertemu pria itu di sini.

"K-kamu.... "

Ashley tak sanggup melanjutkan ucapan.

Kening pria di depannya berkerut saat tatapan mereka bertemu, dia langsung berjalan cepat ke arah Ashley sehingga Ashley spontan mundur ke belakang dengan panik.

"Kenapa kamu muncul di sini? Sebegitu inginnya kamu menarik perhatianku, hah?"

Carlos Montero yang dalam waktu singkat ada di depan Ashley, dengan mudah mendorong tubuh wanita itu ke dinding, memenjarakannya dengan kedua lengan. Tatapannya yang tajam dan sorot matanya yang dingin, membuat tubuh Ashley seketika gemetar ketakutan.

"C-Carl...."

Carlos Montero terkekeh pelan dengan wajah yang jelas-jelas tidak mengharapkan jawaban apa pun meski menanyakan pertanyaan itu.

"Apakah kata-kataku salah? Kamu sampai nekat ke sini untuk merayuku, kan?" ejeknya.

Penghinaan tercetak jelas di wajah tampannya, membuat hati Ashley kesakitan.

"A-apa maksudmu! Aku tidak ke sini karena ingin menggodamu, tapi untuk bekerja!" seru Ashley dengan marah, mencoba melepaskan diri dari penjara Carlos.

Namun, tentu saja itu hal yang sia-sia. Tidak masuk akal tubuhnya yang ramping melawan seorang Carlos Montero.

"Bekerja? Di rumahku?"

Carlos tertawa sinis, meraih dagu Ashley dan menatap wanita itu dengan ekspresi meremehkan.

"Kebohongan apa yang kamu ucapkan ini, Ashley? Itu hal paling mustahil yang pernah kudengar. Seorang Ashley Martin, bekerja sebagai asisten rumah tangga? Cih, berhenti membuat aku menganggapmu menyedihkan," ejek Carlos dengan mata menyipit, yang membuat Ashley semakin marah.

"Di matamu aku ini seperti apa memangnya, hah?! Kenapa aku harus berbohong padamu, aku benar-benar di sini untuk bekerja. Terserah kamu percaya atau tidak!"

Setelah berteriak seperti itu, Ashley melepaskan lengan Carlos yang mengungkungnya dengan sekuat tenaga.

Dia segera berjalan meninggalkan Carlos, merasa hanya akan sia-sia bicara dengan pria berengsek seperti dirinya.

Kenapa pria itu berpikir bahwa dia tak bisa bekerja seperti ini?! Meski menjadi wanita penghangat ranjangnya selama tiga tahun, bukan berarti dia tak memiliki bakat apa pun selain berbaring dengan baju menggoda di atas ranjang!

Harga diri Ashley terasa tercabik-cabik mendengar ucapan Carlos. Jadi dia mempercepat langkah.

Namun, hanya beberapa langkah, Carlos segera menahan langkah Ashley dengan menarik lengannya sehingga tubuh wanita itu berbalik menghadap dirinya.

"Ashley Martin. Kamu benar-benar bekerja di sini?"

Carlos masih saja menanyakan pertanyaan yang sama, sehingga Ashley mendengus dan menjawab ketus.

"Kenapa aku harus menjawab pertanyaan yang begitu jelas?!"

Pria itu tertawa sinis, mencengkeram dagu Ashley dan menatap tajam pada wanita yang lebih pendek darinya itu.

"Hah, sungguh menyebalkan. Lalu, jelaskan padaku, kenapa kamu HARUS bekerja di sini? Atas alasan apa kecuali karena ingin menggodaku, hah?"

"A-apa? Tidak, aku tidak... aku benar-benar tidak berniat menggoda atau bertemu denganmu. Aku bahkan tidak menyangka kalau kita akan bertemu di sini!" sanggah Ashley, mencoba melepaskan cengkeraman Carlos di dagunya.

Pria di depannya sangat kasar, Ashley bahkan merasa tak mengenal seorang Carlos Montero lagi.

"Cih, mau beralasan apalagi? Kalau begitu, jawab saja satu pertanyaan ini, dari semua rumah di negeri ini, kenapa kamu bekerja di rumah keluarga Montero?" desisnya, mendelik ke arah Ashley.

"R-rumah keluarga Montero?"

Kini Ashley yang dibuat terkejut oleh pertanyaan Carlos.

Tidak, tadi jelas-jelas nyonya Fiona memperkenalkan diri sebagai Fiona Rigel. Kenapa sekarang Carlos mengatakan bahwa ini adalah rumah keluarga Montero?

"Jangan berpura-pura lagi, Ash. Jelas-jelas kamu sengaja melamar pekerjaan di sini, karena ingin menarik perhatianku, ya kan? Akui saja," ejek Carlos sambil terkekeh.

Melihat senyumnya yang sangat menghina, Ashley langsung memukul lengan pria itu dan menjawab keras.

"Hey, tidak! Kamu salah paham, Berengsek. Aku benar-benar tak tahu ini rumahmu, yang memperkerjakanku adalah nyonya Fiona Rigel!"

"Fiona Rigel itu ibuku, dan ini rumahku," tandas Carlos, melihat tangannya ke dada dengan ekspresi puas. Seakan-akan dia yakin betul, ini semua hanya taktik Ashley, untuk tetap dekat dengan dirinya setelah putus.

"A-apa? Bagaimana.... "

Ashley tak bisa mengatakan apa pun lagi.

Saat kata-katanya terkunci, pandangan mereka bertemu.

"Ya. Ini rumahku, Ashley Martin."

Carlos mengulang kata-kata itu dengan tegas.

Pria itu lantas meraih pergelangan tangan Ashley dengan erat. Cengkeramannya terlalu erat hingga membuat pergelangan tangan Ashley terasa nyeri. Dia hendak menjerit kesakitan, tapi Carlos memberi isyarat agar dia diam.

"Ssttt!"

Sebelum Ashley bereaksi, Carlos langsung memeluknya dengan erat, pelukan itu membawa nuansa aneh, seakan-akan pria besar di depannya ini sedang melepaskan sesuatu yang sudah dia tahan sejak lama.

Seperti sebuah kerinduan yang begitu besar.

"H-hey, Carl. Jangan, jangan lakukan ini," tolak Ashley, mendorong dada Carlos menjauh.

"Kenapa jangan? Apakah kamu sudah punya pria lain, padahal baru sebulan pisah dariku?"

Pria itu bertanya dengan dingin, merengkuh badan Ashley dengan lebih erat sehingga Ashley kesusahan bernapas.

"Carl.... "

Saat Ashley yang terengah-engah dan mengangkat kepalanya, kepalanya kini berada di dekat dada Carlos.

Pergelangan tangannya masih terikat pada pria itu, dan dia meraba-raba sejenak dengan tangannya yang bebas, tidak tahu di mana harus meletakkannya.

Ketakutan menguasai dirinya.

Ini ruang terbuka, bagaimana jika seseorang melihat?

"Carl, hey. Lepaskan."

Ashley mencoba mendorong Carlos menjauh sekali lagi.

"Tidak. Setelah bertemu lagi, bagaimana aku akan melepaskan dirimu, hm?"

Jawaban Carlos membuat Ashley panik.

Tubuh Ashley menegang seperti orang yang tertangkap basah melakukan kesalahan.

Pasrah dengan apa yang dilakukan Carlos, secara refleks Ashley menutup matanya.

Saat itulah, lidah Carlos tiba-tiba menyelinap di antara bibirnya, dengan lembut membasahi bagian dalamnya.

"Carl!"

Ashley membuka mata dan melayangkan protes.

Bagaimana pun, tindakan Carlos terlalu berisiko.

Carlos sekali lagi, terlihat tak peduli.

Dia masih terus mencium Ashley. Lidah Carlos secara provokatif menjelajahi selaput lendir lembutnya, menggoda giginya, dan melingkari lidahnya dengan ekspresi cabul.

"Uh."

Ashley tahu dia harus mendorong pria ini menjauh, tapi Ashley saat ini malah dengan enggan menerima ciuman darinya.

Pipinya memerah, dan rambut panjang yang jatuh di bawah bahunya berayun lembut.

Tangan Carlos turun, dan, tanpa diduga, menyelipkan ke dalam kausnya.

"H-hey... "

Ashley semakin panik dengan tindakan nekat Carlos.

Sebelum Ashley bisa menghentikannya, salah satu payudaranya ditangkupkan di tangan xcari dan kakinya terbuka lebar saat Carlos mendorongnya dengan pahanya.

Penglihatan Ashley kabur saat pikirannya bertentangan dengan gagasan bahwa dia tidak seharusnya melakukan ini.

Ciuman yang intens menyatukan mereka seperti magnet.

Dengan cengkeramannya yang lebih kuat, puncak buah dada yang sensitif milik Ashley menjadi kencang.

Menyadari hal itu, Carlos menekan puncak yang menonjol itu dengan jari-jarinya. Tersenyum sinis dan penuh kepuasan.

"Bukankah kamu sangat merindukanku, Ashley?" bisiknya dengan nada arogan.

"T-tidak...."

Ashley menggeleng, tapi senyuman Carlos semakin lebar.

"Bohong. Lihatlah dirimu sendiri sekarang, aku bisa melihat betapa kamu ingin memeluk dan menciumku dengan beringas," tandasnya, puas.

"K-kubilang tidak!" elak Ashley, menyingkirkan tangan Carlos dari dadanya.

Carlos malah mendekat dan menjilat leher Ashley, lalu berbisik dengan suara menggoda.

"Hm? Sungguh? Haruskah aku melucuti semua pakaianmu dan membuktikan bahwa ucapanku benar? Aku yakin kamu bahkan sudah basah di dalam, Ashley."

Setelah mengatakan itu, tangan Carlos meraba bagian bawah milik Ashley, yang langsung dicegah oleh gadis itu.

"H-hey, jangan.... "

"Jangan apa? Jangan berhenti?" balas Carlos, terkekeh pelan.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status