Share

8. Kenapa Bersikap Posesif?

"Ha! Kenapa aku malah berdandan!"

Ashley dengan cepat menghapus riasannya dan tertawa miris di depan cermin.

Sebuah kebiasaan memang benar-benar mengerikan.

Selama tiga tahun dia terbiasa berdandan dahulu sebelum bertemu Carlos Montero, dan sekarang, saat berangkat bekerja ke kediaman Montero, tanpa sadar dia berdandan seperti dulu.

"Sadar, Ash. Sadar. Kamu bekerja untuk Claython Montero sekarang, bukan Carlos Montero. Mereka sama-sama Montero, tapi berbeda," ucap Ashley, mensugesti dirinya sendiri bahwa dia sekarang berbeda dan tidak harus tampil sempurna meski pergi ke tempat di mana ada Carlos di sana.

"Haaa, ini semua gara-gara Carlos yang terus mengganggu beberapa hari terakhir ini,"

Rumah Montero sepi seperti biasa, hari ini pun tak ada tanda-tanda Carlos di rumah sehingga Ashley mengerjakan tugasnya dengan tenang.

Pagi hari berjalan lancar, setelah menyiapkan makan siang untuk Claython, Ashley masuk kamar dan beristirahat.

DING DONG!

Suara bel pintu gerbang mengganggu tidur Ashley. Wanita yang baru bangun itu segera keluar dari kamar dan menuju pintu depan.

"Di mana security? Bagaimana bisa mereka tidak ada di saat seperti ini?" gerutu Ashley sambil menguap.

Ashley berjalan ke pintu gerbang untuk melihat siapa yang datang, rupanya seorang kurir paket.

"Pakeeet!"

Seorang tukang paket berteriak di depan gerbang, Ashley segera membuka pintu gerbang dan mengambil paket, tertulis atas nama Claython Montero di sana.

"Hmm, dia rupanya juga seperti manusia biasa, yang membeli paket seperti ini," gumam Ashley saat memegang kotak paket di tangan, tersenyum sendiri.

Saking tak pernah keluarnya Claython, Ashley sampai berpikir bahwa mungkin saja dia bukan manusia biasa, sudah seminggu sejak Ashley bekerja di sini dan dia hanya pernah melihat Claython dua kali saja.

"Ketampanan yang sia-sia," ucap Ashley sambil geleng-geleng kepala. Dia tak tahu bagaimana dan apa alasan Claython sampai menarik diri dari kehidupan sosial, tapi bagaimana pun juga, Ashley merasa cukup simpati dengan keadaannya.

Saat Ashley membuka pintu, seseorang rupanya sudah menunggu di dalam.

"Astaga!"

Reflek, Ashley berteriak ketika melihat Carlos, yang entah kapan pulang ke rumah, kini berdiri sambil berkacak pinggang di depannya.

Senyum sinis tercetak di wajah tampan pria tegap itu. Dia kini memakai kemeja putih dengan lengan digulung, sementara kancing baju atasnya terbuka satu.

Penampilan Carlos Montero masih terlihat mulia dan tinggi, tapi tak dipungkiri, aura sensual terpancar begitu kuat darinya.

"Habis bertemu siapa?"

Carlos bertanya dingin, tatapannya yang tajam seperti membekukan tulang. Ekspresi Carlos saat ini jelas menunjukkan rasa ketidaksukaan.

"S-siapa? Aku hanya.... "

Tenggorokan Ashley rasanya seperti tersumbat sesuatu sehingga dia bahkan tak bisa berbicara dengan lancar. Terbiasa harus bersih tanpa bertemu pria mana pun saat bersama Carlos, membuat reflek tubuhnya gugup tanpa alasan.

Padahal dia baru saja bertemu kurir, orang yang bahkan tak penting sama sekali dan tak harus membuat Ashley gugup seperti ini di depan Carlos.

"Siapa?"

Carlos mengulangi pertanyaannya dengan raut tak suka, berjalan cepat ke arah Ashley yang tengah memegang paket milik Claython.

"T-tukang antar paket! Aku mengambilnya karena tak ada yang muncul di gerbang!" seru Ashley dengan suara gagap saat menyadari keberadaan Carlos yang mendominasi di depannya.

Carlos tersenyum sinis, mencengkeram pipi Ashley.

"Kurir paket? Lalu kenapa kamu tersenyum-senyum setelah bertemu dia?"

Nada suara Carlos menajam, alis ramping pria tampan itu berkerut dalam seakan-akan menyimpan kemarahan membara.

"S-siapa yang tersenyum! Aku hanya...!"

Kata tak selesai, karena Carlos mencengkeram pipi Ashley lebih erat sehingga wanita itu mengaduh kesakitan.

"Sejak kapan senyummu begitu murah, Ash?"

Suara Carlos seperti orang yang begitu cemburu, sehingga membuat Ashley kebingungan.

"Kenapa kamu seperti ini.... "

"Aku tanya, sejak kapan kamu jadi mudah tersenyum ke sembarangan pria!"

Nada suara Carlos meninggi, dia mendorong tubuh Ashley sehingga punggungnya menabrak dinding. Ashley mengaduh kesakitan, sementara Carlos, yang kini memenjara tubuh wanita itu dengan lengannya, tampak tak kasihan sama sekali.

"C-Carl. Lepaskan, sakiit.... "

Satu tangan Ashley memegang tangan Carlos yang sedang mencengkeram pipinya, mata wanita cantik itu sudah basah oleh air mata. Dia benar-benar kesakitan, cengkraman Carlos tidak main-main.

Carlos sendiri tampak berjuang dengan emosinya, dia memejamkan mata dan mendongak untuk menenangkan diri. Beberapa saat kemudian, cengkraman tangan Carlos di pipi Ashley mulai mengendur.

"Tidak boleh, Ash."

Carlos yang kini menunduk dan menempelkan keningnya di kening Ashley, berkata dengan suara pelan.

"Kamu tidak boleh tersenyum dengan siapa pun, dengan pria mana pun, kecuali aku."

Kata-kata itu terlontar dengan nada tegas, meski diucapkan dengan pelan. Mata elang Carlos menatap tajam pada Ashley, yang saking ketakutannya, mengangguk cepat.

"Iya. Iya, Carl. Aku tidak akan tersenyum pada siapa pun lagi, tolong lepaskan aku," rengek gadis itu dengan badan gemetar.

Ekspresi tegang Carlos tampak melunak saat mendengar Ashley mengatakan hal itu, membuat Ashley diam-diam merasa lega.

Ashley merasa sedikit bersalah karena berbohong, tapi dia benar-benar takut dengan pria dingin ini.

Ashley tak mengerti, kenapa Carlos terus bersikap aneh semenjak hubungan kontrak mereka berakhir?

Dia bahkan menunjukkan ke posesifan yang tak wajar.

"Janji?"

Carlos membisikkan pertanyaan itu di dekat telinga Ashley, yang dibalas Ashley dengan anggukan cepat.

"Janji, aku janji!"

Bahu lebar Carlos yang tampak tegang kini mengendur, seperti binatang buas yang jinak. Ashley benar-benar yakin bahwa kemarahan pria ini sudah menghilang.

Carlos menundukkan kepalanya, menjilat satu bulir air mata di pipi Ashley yang kemerahan.

Pandangan mereka bertemu, dan pada saat itu, kelegaan di hati Ashley seketika lenyap saat dia melihat senyum sinis di wajah Carlos.

"Beraninya kamu membohongiku sekarang, Ashley?"

Kata-kata dingin Carlos, seketika membuat wajah Ashley memucat.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status