Share

Chapter 87

“Sudah siap untuk besok?” Adnan memeluk dari belakang sosok yang tengah membuat secangkir teh hangat di dapur itu.

Redita tertegun, matanya sudah memanas. Ia hanya mengangguk pelan sambil kembali fokus menuangkan gula dan air panas ke dalam cangkit itu. Tentu, pasti yang suaminya itu bahas adalah perihal sumpah dokternya, bukan? Tentu dia sudah siap, termasuk siap untuk pergi setelah itu sesuai dengan pernjanjian yang sudah ia buat dengan Aldo.

“Nanti saya akan usahakan kamu agar tetap internship di kota ini, Re. Dulu Edo bisa saya usahakan, dan untukmu juga akan sama, akan saya usahakan juga.” Bisik sosok itu lirih, sebuah bisikan yang mampu membuat hati Redita begitu pedih.

Redita merasakan hatinya mencelos, jujur rasanya ia ingin menangis seja

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status