Share

Bab 9

Aku setuju. Selesai salat isya dan tahlil buat Bapak akhirnya kita pergi ke warnas langgananku di dekat kantor.

Warnas di mana dulu aku bertemu dengan istri pujaanku ini.

"Bang, susah gak sih kalau kemana-mana naik angkot begini?" tanya Ranti saat kami masih di dalam angkot.

"Iya sebetulnya susah, tapi gimana? Ada mobil Abang di rumah ibu males bawanya. Tahu sendirilah sekarang kamu juga Ran, jangankan bawa apa-apa gak bawa apa-apa aja Ibu masih aja dendam sama Abang," jawabku lesu.

Ranti menepuk pundakku.

"Besok kita beli, gak usahlah ambil dari rumah Ibu, males juga, takut dijadikan bahan omongan," kata Ranti.

"Ya besok kita beli," sahutku sambil mengerling.

Istriku ini, selain pemberani baru kutahu dia pandai bercanda juga. Tadi saat di rumah ibu ia sepakati urunan 5 juta itu, barusan dia bilang besok kita beli mobil.

Hadeh, dikira suaminya punya ilmu ngepet apa.

Sesampainya kami di warnas.

"Eh si Kiranti ampun baru ke sini lagi sejak nikah," kata Bik Mae.

"Maklumlah Bik, namanya
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (2)
goodnovel comment avatar
Eriana Lubis
suami yg tanggung jawab, tapi tau banyak istri nya
goodnovel comment avatar
Fitri Ngazizah
lucu dan bikin penasaran kelanjutannya......
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status