Share

Bab 89

“Apanya yang yang jangan sekarang?”

Pria itu malah menatap bingung.

“Ka-kamu mau i-itu ‘kan?”

“Dasar mesum! Aku mau ambilkan kamu minyak kayu putih. Ini!”

Tanpa merasa bersalah pria itu meletakkan benda kecil itu ke genggamanku.

“Aku sudah bilang ‘kan belum mau menyentuhmu.”

Dia bilang belum? Itu artinya?

Ah, tidak. Jangan berpikir macam-macam. Dia menyukai sesama. Bahkan jika aku memakai pakaian terbuka pun ia tak akan tergoda.

Tanpa sadar aku telah menggelengkan kepala. Sekarang Mas Syahru jadi semakin memperhatikanku.

“Aku akan ngebut! Kamu jangan kabur lagi, oke?”

“Siapa juga yang mau kabur, bisa bocor di jalan nanti.”

“Nah, itu tahu. Jadi anak baik! Yang nurut sama suami!”

Suami?

Kenapa rasanya aneh sekali.

Pria itu datang dengan membawa pembalut beserta minuman untuk meredakan nyeri datang bulan, tetapi dengan jumlah yang sagat banyak. Aku masih memaklumi jika ia membeli pembalut yang sangat besar. Aku juga suka begitu, tetapi minuman sebanyak ini siapa yang akan mengonsumsinya?
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status