Share

Bab 93

Pagi hari di mana kami bersiap untuk pergi ke lokasi pemotretan, Mas Syahru malah membuatku kerepotan dengan tas yang sangat berat. Ia memintaku membawa beberapa botol minuman pereda nyeri datang bulan ke dalam ransel.

“Berat banget!”

“Orang cuma ditaruh di mobil. Aku yang bawa kalau kamu enggak kuat.”

“Eh, bukan begitu Mas.”

“Sudahlah, ayo! Mau ikut enggak?”

Pria ini benar-benar labil. Sebentar baik, lalu berubah pemarah lagi.

~

Sampai di lokasi, sudah banya crew yang berkumpul di sana. Mereka semua memandangku dengan tatapan heran.

Seharusnya aku memang tak nekat untuk ikut dengannya. Cari penyakit saja.

Aku memutuskan untuk ke toilet.

Sepertinya setelah ini aku akan menunggu di mobil saja.

Sayangnya baru beberapa menit di toilet. Beberapa orang terdengar tengah berbincang. Aku tak bermaksud mencuri dengar. Namun, karena berada satu ruangan, semuanya juga terdengar begitu jelas.

“Pengantin baru, ke mana-mana ngikut aja. Takut suaminya digaet yang lain ya. Enggak sadar kalau sendirin
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status