Share

87. Kenapa Harus Dia?

Mita keluar dari mobil Fahri. Membanting pintunya dengan kasar. Ia marah. Benar-benar marah. Ia berjalan dengan langkah lebar, mencari kedua orang tuanya untuk mengklarifikasi semuanya.

"Tunggu aku !" Fahri dengan setengah berlari mengejar Mita. Sayang, permintaannya tidak dikabulkan Mita. Gadis itu terus saja berjalan cepat.

"Mamaaaa!!" teriak Mita menahan emosi. "Paaaa!!" Kali ini ia meneriakkan papanya. Tidak ada jawaban yang ia dapat.

Fahri yang berlari, akhirnya dapat menyusul Mita. "Pelan-pelan. Jangan seperti ini! Kita bicarakan semuanya dengan baik-baik."

Langkah Mita terhenti. Ia membalikkan tubuhnya. "Bicarakan baik-baik kata lu? Kenapa tidak dari awal kalian begini, hah?! Kenapa kalian tidak menanyakan dulu soal ini ke gua? Lu kira gua apa??! Wanita murahan yang gampang diajak nikah lalu cerai?? Begitu menurut lu??!'' Mita menjadi kalap. Perasaannya sedih sekaligus sakit. Orang tuanya sendiri mengabaikan keberadaan dan perasaannya.

"Lu semua sama saja! Tidak ada ya
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status