Share

Bab 463

“Belakangan ini tekananku juga besar. Kamu malah nggak mengizinkanku untuk main di Mindara?” ucap Lillia dengan acuh tak acuh.

“Oke, main sana. Kamu nggak usah khawatirin masalah di sini.” Moonela juga tidak bertanya lagi. Lagi pula, dia tahu Lillia bisa menjaga dirinya dengan baik.

Pada saat ini, Lillia mendengar suara Louis, dia pun langsung memutuskan panggilan.

Astaga!

….

Setibanya di bandara Mindara, Lillia melihat Frederick yang menggoyangkan kipasnya dari kejauhan.

Bulan Maret di Mindara sangatlah panas. Jika dibandingkan dengan cuaca di ibu kota, boleh dikatakan satunya adalah musim panas dan satunya lagi adalah musim dingin.

Lillia meletakkan jaket putihnya di atas lengan sembari berjalan ke sisi Frederick. Dia berkata dengan kepanasan, “Tempatmu ini panas sekali. Baru bulan Maret saja, kenapa malah mirip seperti musim panas?”

“Kamu datangnya nggak tepat pada waktunya. Beberapa hari ini suhu berkisar di antara 28-29 derajat Celsius. Minggu depan suhu baru akan turun ke sekitar
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status