Share

12. Menghadapi Kemurkaan

"Ibu!"

Mengabaikan pekikan itu, Halimah kembali mengayunkan tangannya. Netra tuanya menganak sungai, amarah dan rasa kecewa yang menggunung ia tumpahkan. Tangisan terdengar riuh rendah, tak hanya sekali tapi berkali-kali Halimah mendaratkan tamparan di wajah anak lelaki semata wayangnya. Azzam yang merasa bersalah tentu tak berani melakukan perlawanan.

"Ibu, saya mohon, Bu. Hentikan!" Hana bersimpuh, memegangi kedua kaki ibu mertuanya. Istri mana yang tega melihat suami yang dicintainya disakiti, biarpun oleh ibu kandungnya sendiri sekali pun.

"Bu, tolong, Bu. Semuanya bisa dibicarakan baik-baik." Hana kembali mengiba.

Kecamuk di benak Azzam membuatnya tak bisa berkutik. Lelaki itu bahkan dengan sadar membiarkan Hana memohon ampun demi dirinya tak terus dijadikan samsak oleh Halimah.

"Anak kurang ajar! Susah payah Ibu besarkan kamu, Ibu rawat kamu dengan penuh cinta kasih. Ibu berikan yang terbaik yang Ibu punya untukmu, begini balasanmu?"

"Ibu ..."

Tangis Hana hampir tak terdengar
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (6)
goodnovel comment avatar
Kartika Retna Dewi
jujur baru pertama kali baca novel sampai terbawa perasaan, aku baca nya sambil nangis ... kisah nya dan kata"nya sampai ke hati ...
goodnovel comment avatar
Zali Sbt
gregetan pengen mukul,,,
goodnovel comment avatar
Puput Assyfa
siap2 kalian menerima karma buruk atas perbuatan kalian pada chava selama ini,tak ada madu yg membawa bahagia melainkan luka untuk chava
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status