Share

86. Adik Pasya

Aku tersadar dan mendapati berada di dalam ruangan yang serba putih. Aku juga menghidu aroma obat-obatan. Aku mengerjapkan mata, sekedar memastikan apakah ini nyata ataukah ada di alam mimpi? Tanpa sadar tanganku bergerak ke samping. Tiba-tiba tanganku menyentuh sesuatu yang kokoh. Aku menoleh ke arah benda itu, yang ternyata adalah lengan kekar Mas Haikal. Ternyata aku sedang tak bermimpi.

Aku melihat suamiku yang tengah merebahkan kepalanya di tepi ranjang perawatan, dengan lengannya dia gunakan sebagai bantal. Suamiku tertidur rupanya.

“Mas,” panggilku dengan suara pelan.

Mas Haikal tak mendengarku. Dia tertidur pulas. Pasti lelah setelah menunggui aku yang tak sadarkan diri, entah sudah berapa lama. Aku lalu meraba perutku yang sudah tak membuncit lagi. Ah, anakku sudah lahir rupanya. Tapi, bagaimana keadaannya? Apa dia baik-baik saja? Atau....ah, tidak. Aku tak mau membayangkan hal yang buruk. Anakku baik-baik saja, dan sekarang ada di ruang bayi sedang mendapatkan perawatan kare
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status