Share

89. Rindu

Kedua orang tua Ridwan akhirnya menganggukkan kepalanya, setuju dengan syarat yang suamiku ajukan.

“Baik, kami setuju. Jadi enaknya bagaimana ini, Haikal. Kami memberi sekarang uang ini, atau menunggu total pembayarannya?” tanya ayahnya Ridwan dengan bibir yang bergetar.

“Terserah Om saja, enaknya bagaimana? Mau dicicil sekarang sesuai dengan nominal itu, boleh. Mau sekalian nanti juga nggak apa-apa,” sahut Mas Haikal.

“Kami perlihatkan dulu tagihan ini pada Ridwan. Ada yang perlu kami bicarakan padanya. Jujur, kami ingin membantu Ridwan, tapi kami juga sedang kesulitan keuangan saat ini. Makanya kami perlu diskusi dulu sama dia,” timpal ibunya Ridwan.

Suamiku mengangguk, dan menatap kedua orang tua paruh baya itu secara bergantian.

“Om dan Tante. Saya ke kantor polisi untuk mencabut gugatan itu setelah ada perjanjian tertulis di atas materai, bahwa Ridwan bersedia menanggung semua biaya rumah sakit. Sebelum itu, saya tak akan bereaksi ya, Om, Tante,” ucap suamiku.

“Iya, Haikal. Om pa
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status