Share

#2. Aku Bukan Cinderella

Selama beberapa saat Marcus biarkan gadis itu merenung di ranjangnya.

Lagipula, Marcus tidak dapat mengelak, gadis itu memang sangat sedap dilihat. Marcus ingin terus memandangnya.

Duduk bersilang kaki, mata Marcus menelusuri wajah Cecilia yang merona. Butir-butir air mata yang berjatuhan dari manik zaitun Cecilia membasahi bibir yang kemerahan.

Marcus harus mengakui, Cecilia adalah gadis tercantik yang pernah dia temui langsung.

Marcus dapat melihat bekas-bekas cumbu di leher, bahu dan tulang selangka Cecilia. Tubuh ramping itu bertulang besar, berdada busung. Pinggulnya menyerupai gelas jam pasir. Tubuh yang pasti akan digemari kaum pria itu begitu kontras dengan wajah polos Cecilia yang kekanakan.

Tubuh Marcus pun bereaksi. Marcus tidak bisa membedakan, apakah dia tergoda oleh kecantikan Cecilia, atau ini sisa efek minuman semalam.

Tadi malam, Travis membuat Marcus mabuk, dan Travis telah pula meracuni minuman Marcus dengan obat perangsang. Akibatnya, Marcus tidak dapat berpikir jernih dan tidak dapat mengendalikan diri.

Marcus melirik Cecilia. Sejujurnya Marcus merasa agak bersalah pada gadis buta itu. Marcus dapat sedikit mengingat cerita Travis semalam, bahwa gadis yatim-piatu itu digadaikan untuk melunasi seperempat utang ibu tirinya.

Marcus beranjak dari kursinya. Marcus memanggil Bibi Susan, meminta sarapan untuk Cecilia di kamar. Setelah itu Marcus mengajak Cecilia mandi bersama.

“Tidak. Tolong tinggalkan saya sendiri. Saya bisa mengurus diri,” tolak Cecilia tegas.

Marcus berlalu tanpa kata. Dia tidak ingin mengurusi gadis yang sedang mengambek. Pria itu berendam dan berpakaian, kemudian pergi ke ruang makan.

Marcus bertemu Travis di ruang makan.

Melihat sikap Marcus yang tidak berubah, Travis jadi penasaran.

“Bagaimana rasanya mencicipi gadis baru pilihanku?” usik Travis.

Marcus tidak menjawab. Dia meneguk teh dan mencicipi saladnya untuk menghindari perbincangan tentang semalam. Namun Travis tidak akan berhenti bertanya meski sudah diabaikan.

“Aku lebih suka bersama perempuan yang melakukannya dengan sadar.” Akhirnya Marcus berkomentar.

“Kak, aku hanya ingin memberimu hadiah ulang tahun yang istimewa.”

“Jangan beri aku apapun, kecuali aku memang memintanya.”

“Lagipula, aku ingin Kakak memeriksa apakah Cecilia Song bisa jadi komoditas bagus atau tidak, supaya aku bisa menentukan harganya.”

Marcus tidak menanggapi ucapan Travis.

“Kalau Kakak tidak puas dengan Cecilia Song, aku akan menempatkannya di kantorku,” lanjut Travis. “Biar kusuruh gadis itu menghibur anak buahku.”

Reflek, Marcus menatap Travis tajam. “Jangan lakukan hal itu.” Timbul rasa kesal di hati Marcus saat Travis mengutarakan rencananya.

Lantas Marcus bangkit, kembali ke kamar.

Cecilia masih duduk diam di ranjang seperti boneka lilin. Sepertinya dia baru selesai mandi. Dia mengenakan jubah handuk Marcus dan rambutnya masih basah.

Marcus pun duduk di hadapan Cecilia.

Marcus kembali mengamati wajah gadis itu. Pupil Cecilia melebar ketika Marcus mendekatkan wajahnya ke wajah gadis itu. Sulit dipercaya bahwa mata seindah permata itu tidak lagi berfungsi.

“Nona,” kata Marcus dengan suara rendah. “Karena aku sudah menyentuh Nona dengan paksa, aku akan bertanggungjawab.”

Cecilia sedikit tersentak. “Tuan akan membebaskan saya dari sini?”

Marcus menggelengkan kepala. “Nona, kalau aku melepaskanmu dari sini, lalu siapa yang akan menjagamu?”

“Saya bisa jaga diri!” seru Cecilia. “Saya bukan orang lemah!”

Marcus tersenyum sinis. “Kalau benar begitu, kenapa kau ada di sini?”

Sejenak Cecilia tertegun. “Saya dijerumuskan ibu tiri saya dan kekasih gelapnya! Ibu tiri saya itu seorang penjahat! Dia telah membunuh ayah saya, kemudian merampas seluruh harta kami, dan menyiksa saya!”

“Makanya, Cinderella, akulah ibu peri yang akan menolongmu,” ucap Marcus.

“Aku bukan Cinderella!” tampik Cecilia.

Marcus hampir tertawa. “Kau cantik dan punya ibu tiri kejam, persis seperti Cinderella,” ejeknya.

“Kalau begitu, bagaimana Anda akan bertanggungjawab?” tantang Cecilia. “Sayalah yang Anda rugikan, bukankah seharusnya Anda turuti kemauan saya?”

“Kau yang dirugikan? Nona, aku harus menebusmu dalam jumlah besar. Dan aku melakukannya demi menyelamatkanmu, karena aku tidak ingin kau digilir banyak pria lain. Seharusnya kau berterima kasih padaku!”

“Maksud Anda?”

“Kau dibeli Travis untuk jadi wanita penghibur,” jawab Marcus terus terang. “Jadi, akan kubeli kau dari Travis, dan kujadikan kau teman tidurku.”

Cecilia kembali terdiam. Emosi membuat air matanya terkumpul, namun ini bukan waktunya menangis. Gadis itu segera memutar otak.

Cecilia pikir, ‘Daripada membuat pria ini marah dan membuatku terbunuh, lebih baik kusetujui dulu tawarannya. Pasti akan tiba kesempatan untuk kabur dari rumah ini. Lagipula, yang perlu kulakukan hanyalah menemaninya tidur.’

“Baiklah.” Setetes air mata jatuh ke pipi Cecilia. “Lindungi saya dari adik Tuan.”

Marcus tersenyum kian lebar. Dia mengusap air mata di pipi halus Cecilia. Ada rasa senang yang tidak biasa merekah di hatinya saat Marcus sadar kini Cecilia miliknya utuh.

“Sayang, kau tidak bisa melihatku.” Marcus mengesah. “Seandainya kau bisa melihat bagaimana rupaku, kau tak akan mau lepas dariku.”

Tentu saja Marcus keliru. Cecilia dapat melihat dengan jelas bagaimana rupa Marcus. Dia memang tampan, namun bagi Cecilia, ketampanan itu tidak sedikitpun menggiurkan.

Satu-satunya hal yang menguasai benak Cecilia hanyalah rencana untuk kabur dari Marcus dan balas dendam pada Angel.

Angel telah merampas setiap hal berharga yang Cecilia miliki.

Pertama, Angel merebut ayah Cecilia, membuat sang ayah lebih memilih Angel daripada Cecilia. Ayah Cecilia tahu, sejak Angel menjadi ibu tiri, wanita itu selalu menindas Cecilia. Namun, Chris Song tetap membela Angel, dan mengorbankan hati putrinya sendiri.

Kedua, Cecilia tahu Angel kerap mencuri uang serta obat bius dari klinik bedah kecantikan ayahnya. Obat bius itu dijual kembali oleh kekasih gelap Angel, seorang gangster muda. Cecilia pernah membuntuti mereka masuk ke sebuah penginapan.

Cecilia pun melaporkan perselingkuhan Angel pada ayahnya. Tentu Cecilia tidak sembarangan menuduh, dia punya bukti berupa video yang diambil dengan ponsel. Chris marah pada Angel, tapi kemarahan itu tidak berlangsung lama.

Waktu itu Chris berkata pada Cecilia, “Biarkanlah ibu tirimu melakukan apa yang dia inginkan. Ayah takut ditinggalkan olehnya. Ayah tak bisa hidup tanpa Angel.”

“Bahkan walaupun Angel menghancurkan hidup kita?!” seru Cecilia. “Apakah Ayah tidak sedikitpun peduli padaku?!”

“Maafkan ayahmu, nak, karena aku sangat egois ….” Hanya itu yang bisa Chris katakan. “Lagipula, setelah kau menikah, kau akan meninggalkanku ….”

Sebelum Cecilia melaporkan bisnis gelap Angel dan selingkuhannya ke polisi, Chris Song mendadak wafat secara misterius.

Angel mengatakan kepada para kenalan Chris bahwa penyebab kematian Chris adalah serangan jantung. Tapi Cecilia yakin ayahnya dibunuh oleh Angel. Cecilia pernah dengar Angel meminta seseorang mencarikan sianida untuknya melalui telepon.

Untuk membungkam Cecilia, Angel menculik dan menyekap Cecilia di rumah Chris setelah Chris tiada. Angel mengurung gadis itu di kamar mandi selama lebih dari 100 hari. Angel menyiksa Cecilia setiap hari sampai gadis itu hampir gila.

Cecilia sempat mengalami buta selama beberapa jam karena Angel pernah memukul kepala Cecilia sampai gadis itu pingsan. Tapi untungnya penglihatan Cecilia kembali, namun Cecilia sengaja terus berpura-pura buta di depan Angel.

Suatu hari, anak buah Travis mendatangi rumah Chris, memaksa Angel melunasi tunggakan. Para gangster rentenir itu mengobrak-abrik rumah, dan akhirnya menemukan Cecilia. Dylan, kekasih Angel, memaksa Angel menjual Cecilia pada Travis untuk melunasi sebagian utang.

Lengkaplah derita Cecilia.

Setelah merebut cinta ayah Cecilia, merampas seluruh hartanya, Angel juga memaksa Cecilia menyerahkan kehormatannya pada seorang gangster ….

[Akhir Bab 2]

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status