Share

115 Mau Coba

“Terus, apa pilihan kamu selanjutnya?” tanya Ben hati-hati. Dia masuk ke ruangannya, menutup pintu di belakangnya, dan berdiri di balik meja, menatap ke luar jendela. Ketika sedang bersama Cantika tadi, Viona menelepon. Memberitahu hasil dari keputusan akhirnya. Tentang hubungannya dengan Romy. Tentang janin yang dikandungnya.

“Aku ... nggak bisa pertahanin anak ini.” Viona berhenti sejenak. Samar-samar, Ben bisa mendengar wanita itu menelan isakkan. “Romy nggak akan peduli. Papa-mamaku nggak bakal terima. Meski aku bilang bukan anak kamu, tapi mereka pasti malah desak kamu. Nggak ada pilihan lain, Ben. Nggak ada pilihan lain.” Suara Viona begitu pilu. Wanita yang dibencinya kini membuat Ben iba.

Ben memejamkan mata erat. Mencengkeram pinggir mejanya. “Kapan?” tanyanya dengan nada berat. “Kapan kamu mau ....” Ia tidak sanggup menyelesaikan kalimatnya.

“Aku udah buat janji besok.”

“Besok??” Ben cukup kaget mengetahui Viona mengambil keputusan secepat itu.

“Lebih cepat lebih baik,” liri
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status