Share

114 Harapan Kosong

‘Mampus gue, mampus! Bisa diamuk Ben kalo tau ceweknya luka gara-gara gue.’

Berkali-kali Theo menjerit panik dalam hati. Meski berusaha untuk tidak menunjukkan lewat ekspresinya, tapi sepertinya dia gagal. Karena Cantika kelihatan bingung tadi.

Masa bodoh! Pikir Theo. Dia menyambar plester yang ada di bengkel kerja mereka. Berjalan secepat mungkin ke ruang arsitek. Saat itu dia berpapasan dengan Cantika yang telah selesai membasuh lukanya.

Tadinya, Theo berniat memakaikan plester tersebut. Tapi kalau Ben melihat dari CCTV koridor, masalah bisa lebih parah lagi. Lelaki itu punya krisis kepercayaan. Kalau Theo membantu Cantika lebih dari ini, Ben yang rasa cemburunya selangit itu bisa mencak-mencak. Kalau tidak beruntung, mungkin malah dapat bogem mentah atau lemparan botol bir saat dia mabuk. Akhirnya, yang bisa Theo lakukan adalah memberikannya plester. Cantika pun mengucapkan terima kasih padanya.

Theo mengamati jejak darah yang sudah tak sebanyak sebelumnya. Dia memalingkan wajah, m
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status