Share

Menceraikan Secara Masal

Kaki Yuksel terus saja berjalan melewati lorong. Hingga tubuh berhenti ketika berhadapan dengan pintu ruang kerja milik Pangeran kelima. Yuksel bergeming sejenak, kemudian mulai melangkah dengan tangan membuka pintu.

Tapi. Baru sedikit saja pintu terbuka, Yuksel sudah bisa melihat sosok sang ayah yang membelakangi. Pangeran kelima menghadap jendela, entah hanya membiarkan angin masuk atau mencoba mengusir kemarahan dengan melihat pemandangan.

"Masih tahu diri untuk pulang?"

Kaki Yuksel terhenti. "Jika tidak pulang, lantas aku harus ke mana? Rumah ini sudah tidak menampung lagi?"

"Bukankah kau yang membuat rumah ini jadi bukan rumah lagi? Ini akan menjadi bangunan kosong," sindir Pangeran kelima membuat Yuksel tersenyum miris.

Dibalik membisunya sang ayah. Rupanya hati benar-benar marah dengan keputusan Yuksel yang sepihak. Namun, Yuksel masih bersikap santai dengan duduk di sofa dan memandang punggung sang ayah.

"Raja mengusirku ke perbatasan."

Ucapan Yuksel berhasil membuat Pangeran
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status