Share

#28

POV Aldo

"Bisa-bisanya sih lo kenal dan deket ma tuh ustadzah wanna be, Al?" ejek Marvel, salah satu temen geng gue.

"Biarin napa? Es batu mulai mencair tuh! Bukannya bagus? Kita terbebas dari ke-absurd-an dia kalo lagi sensi?" Zian menimpali sembari terbahak menepuk pundak gue.

"Cakep! Makan tuh ustadzah! Jodoh buat lo yang dari kapan tau nglarang kita-kita nyimeng lah, dugem lah, bla bla bla, kemakan parno lo sendiri kan? Selamat! Lo dapet yang lebih solek kahh ...." Marvel kembali mencibir dengan desahan di akhir kalimatnya, kemudian tawa kami pecah.

Temen nggak ada akhlak emang mereka ini! Serusak-rusaknya gue and the geng, kita punya batasan yaitu nggak ada yang boleh ngerugiin orang lain. Boleh seneng-seneng, hura-hura asalkan masih peduli dengan sekitar.

Contoh kecil aja rokok, satu hal yang mungkin bagi sebagian remaja, tuh, adalah hal biasa dan katanya nggak dikatakan anak gaul, kalo nggak nyobain tembakau hisap it
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status