Share

Bab 17

Lonceng sekolah kembali berbunyi, pertanda jam istirahat tiba. Satu per satu murid keluar dari ruang kelas. Tidak boleh ada yang makan di kelas. Itu adalah aturan tidak tertulis di sekolah elit tersebut.

Para murid akan makan di cafetaria dengan membawa kupon makan yang sudah dibeli sebelumnya atau membawa bekal dari rumah mereka.

“Farah, tunggu!”

Yusuf mengejar Farah yang terus menerus berusaha menghindarinya.

Farah baru saja keluar dari cafetaria sendirian. Ia terlihat lebih banyak menyendiri ketimbang bergabung bersama teman sekelasnya.

Yusuf mengekori Farah hingga keluar kafetaria. Ia harus bicara dengan Farah di sekolah. Sebab ia tak memiliki kesempatan berbicara di luàr sekolah.

“Farah, awas!” peringat Yusuf saat melihat di jalan yang berlawanan arah dengan Farah, seorang guru sedang membawa tumpukan buku-buku besar di tangannya.

Pria berjas hitam dengan rambut yang klimis serta berkacamata tampak serius berjalan dengan langkah mendugas menuju ruang guru.

Brugh,

Sebelum kalimat
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status