Share

Bab 19

"Sudah keterlaluan itu yang namanya Prita. Kurang aj*r sama orang tua. Kalau dia tadi berdiri lebih dekat sudah dipastikan ibu pasti sudah menjamb*k-jamb*k rambut pirangnya itu."

"Sudahlah, Bu. Jangan, emosi terus begitu!" ucap Adit mencoba menenangkan aku.

"Gimana nggak emosi? Wanita yang masih bau kencur itu sudah merendahkan aku yang lebih tua dari dirinya. Itu kan sudah nggak sopan namanya. Kayak aku ini nggak punya harga diri saja."

"Apa pantas mengusir orang yang ingin meminta bantuan darinya? Benar-benar kurang aj*ar!" lanjutku yang masih terus saja ku luapkan emosiku ini.

"Kalau Ibu marah-marah terus, Ibu nanti bisa kena darah tinggi. Ini saja kepala Adit jadi tambah puyeng setelah mendengar ocehan Ibu."

"Diam kamu, Dit! Jangan sok menasehati ibu. Sekarang cari akal gimana kita bisa menemui Rina. Bayangkan, Dit, bayangkan! Aku ini lagi seneng-senengnya punya cucu terus sekarang dijauhkan gitu. Hati nenek mana yang kuat dengan cobaan begini, Dit?"

"Iya, Bu. Adit paham dengan mak
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status