Share

Bab 41

Tangan mungil Nana terus menggenggam erat jari telunjuk Bram. Keduanya berjalan beriringan saat memasuki pusat perbelanjaan. Ternyata, Bram memutuskan mengajak Nana ke tempat itu, daripada ke taman bermain seperti yang ia ucapkan sore tadi.

Setelah makan malam, Bram langsung mengajar Nana keluar, agar gadis itu tidak lagi murung mengingat ibunya.

"Wah .. tempat ini besar sekali, paman. Apa kita nanti akan naik kesana?" tanya Nana seraya menunjuk eskalator.

"Iya, kita kesana sekarang."

Mengenakan pakaian santai lengkap dengan kacamata hitam, Bram berjalan penuh percaya diri. Seolah, genggaman erat Nana di jarinya tidak membuat pria tiga puluh satu tahun itu risih sedikitpun. Bahkan, tatapan kagum para kaum hawa yang menyebutnya 'hot daddy' tidak Bram pedulikan. Pria itu tetap acuh, saat sesekali membenahi poni Nana yang menghalangi matanya.

Sungguh, pemandangan manis layaknya seorang ayah dan anak perempuan pada umumnya. Walaupun sebenarnya, mamang itu-lah ikatan yang terjadi diantara
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status