Share

#Season 2 Part 23

Setelah pertemuan di cafe dengan Mama Ajeng, aku tidak bisa menyembunyikan perasaan resah. Beberapa hal yang Mama Ajeng sampaikan malah membuatku tertekan.

"Teo Pewaris utama, Amira. Kita tidak boleh mengabaikanya. Kamu akan senang saat dia naik jabatan nanti."

Aku tidak tahu hal-hal yang terjadi di keluarga orang kaya. Aku juga tak mengerti jika kelangsungan perusahaan sangat dipengaruhi dengan keturunan.

"Raline anak perempuan. Maka yang akan memegang kekuasaan tertinggi itu Baja. Mama gak mau, Amira. Mama gak ikhlas. Meski Teo bukan anak kandung kami, Teo jauh lebih layak."

Aku menggeleng. Kata-kata Mama Ajeng lebih baik tidak kupikirkan. Terlebih saat aku sedang berada di kantor. Kuayunkan langkah dengan terburu-buru karena sudah melewati jam istirahat.

"Dari mana?" Suara seseorang mencegahku.

"Ya?"

"Jam makan siang sudah lewat. Kamu dari mana saja?"

"Saya ada urusan."

"Pantas dicari-cari ndak ada."

"Anda nyari saya?"

"Baca grup WA."

Seketika aku mengecek ponsel. "Pantas kamu gak
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status