Share

#Season 2 Part 2

"Gimana? Udah oke?" tanya pria berbadan tinggi yang sudah satu tahun ini membantuku melakukan banyak hal.

"Oke, Bos."

Dia melotot tajam. Sebal setiap aku memanggilnya lengkap seperti itu. Akan tetapi aku sering membantah dan tetap memanggilnya seperti itu.

"Di resto. Nggak enak," kilahku.

Bos Teo merotasi matanya. Di resto yang baru akan dibuka ini hanya ada kami berdua. Namun, aku selalu berdalih itu.

"Iya. Iya, maaf. Habisnya nggak terbiasa," imbuhku.

"Harus dibiasakan. Masa iya ntar kita mau malam ...." Bos Teo mengerling.

Kali ini gantian aku yang melotot. Menghentikan ucapannya.

"Malam-malam panjang panggilnya Bos terus. Nggak romantis, lah," lanjutnya. Tak jadi menggoda.

"Sejak kapan anda romantis?" tanyaku sinis. Selama dekat dengannya dia lebih banyak berteriak dan marah-marah setiap kali kerjaan tidak beres. Bahkan omelannya sudah seperti rapper ternama.

"Nglamar pakai resto buat hadiah nggak romantis?" bantahnya dengan mata mengerjap. Seperti tak nyaman dengan pertanyaannku
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status