"Kenapa? Sudah kangen ya?" tanya Richie sambil mengangkat dagu Aurel. Dia menyadari bahwa Aurel benar-benar sangat menggoda dan mampu membuatnya tergila-gila. Sebelumnya, Richie masih merasa sangat jengkel hingga ingin membunuhnya. Namun setelah digoda beberapa kali oleh Aurel, Richie jadi melupakan kekesalannya sebelumnya."Kak Richie, kamu tahu nggak seberapa cintanya aku padamu?" Aurel tersenyum manis. Setiap gerakannya membuat Richie begitu tergoda. Tak lama kemudian, mereka berdua berakhir di atas tempat tidur.Setelah berhubungan intim, Aurel mendekap di dada Richie dan bertanya, "Kamu mau bawa aku ke pesta Keluarga Sasongko nggak?""Kakek bahkan nggak mau membawaku, apalagi kamu." Richie menyalakan sebatang rokok, lalu mengisapnya dengan kesal. Tentu saja dia tidak mau jadi pengiring untuk Tuan Muda Keluarga Sasongko."Kita bisa pergi diam-diam, 'kan? Bukannya kamu paling benci sama tuan muda keluarga itu? Kita bisa mempermalukannya hari ini," ujar Aurel sambil meraba-raba dada
"Ya, Nona Paula sangat cantik hari ini. Dia seharusnya akan keluar sebentar lagi," sahut penata rias itu."Oke." Rhea memberi isyarat tangan, lalu segera menghubungi seseorang, "Kak, kamu di mana? Aku sudah menunggumu sejak tadi."Suara orang di ujung telepon terdengar agak terengah-engah, tetapi tetap lembut. "Aku sudah masuk ke taman, tunggu sebentar lagi.""Cepat sedikit. Kalau terlambat, kamu bakal jomblo seumur hidup!" seru Rhea yang mendengus sinis."Jangan sembarangan bicara. Aku bertemu Paman Darwin di depan. Hebat juga kamu. Cuma ulang tahun, tapi seluruh keluarga datang untukmu," sahut Nicho. Dia ingin bertanya kepada Rhea apakah ingin mengobrol dengan Darwin, tetapi malah mendapati wajah Darwin tiba-tiba menjadi dingin. Apa yang terjadi? Padahal, Darwin terlihat baik-baik saja tadi.Nicho mengakhiri panggilan, lalu bertanya, "Paman, hari ini ulang tahun Rhea. Kalau wajahmu masam begitu, dia pasti bakal merepet.""Kamu masih ingat hari ulang tahunnya? Kukira kamu datang untuk
"Hari ini Keluarga Fonda akan datang, sebaiknya kalian bersikap baik," ujar Darwin. Dia merapikan dasinya, lalu melirik Rhea dan Paula.Rhea merasa ucapan Darwin ini agak aneh. Dia tanpa sadar ingin membantah, tetapi Nicho tiba-tiba meraih gaunnya dan memberinya isyarat untuk tidak membuat keributan.Darwin mendongak. Kali ini, tatapannya tertuju pada Paula. Dia ingin berbicara, tetapi seperti sudah mengetahui semuanya.Paula awalnya merasa gelisah mendengar peringatan Darwin tadi. Begitu ditatap seperti ini, dia pun menjadi tidak kuat."Tenang saja, aku nggak bakal membuat onar," sahut Paula dengan suara bergetar. Matanya sudah memerah, tetapi dia menahan diri untuk tidak menangis.Rhea tiba-tiba menarik Paula ke belakangnya untuk melindunginya. Paula yang mengenakan sepatu hak tinggi 8 sentimeter pun terhuyung-huyung dan jatuh ke pelukan Nicho.Nicho adalah seorang jentelmen. Dia memapah Paula, lalu segera menyingkirkan tangannya. Akan tetapi, wajahnya malah terlihat lebih merah dari
Ketika melihat senyuman lembut Nicho, Paula menyunggingkan bibirnya dan mengiakan, "Ya."Sesudah Nicho pergi, Rhea pun mengentakkan kaki dan mencebik dengan kesal. "Paman Darwin ini benar-benar menyebalkan.""Sudahlah, kamu ulang tahun hari ini. Nggak boleh marah-marah," ujar Paula sambil mengeluarkan sebuah hadiah dari tasnya.Begitu dibuka, terlihat dua figurin. Kedua figurin itu memakai seragam putih dan memperlihatkan senyuman polos, bahkan mirip dengan Rhea dan Charlie."Eh? Kamu benar-benar membuat ceritaku?" tanya Rhea sambil meraih lengan Paula dengan penuh haru.Paula mengangguk. "Sudah setengah. Kalau sudah selesai, aku akan menunjukkannya kepadamu dan menerbitkannya."Mata Rhea sontak memerah. Air matanya berlinang. Dia benar-benar terharu sekarang. Kisah Rhea dengan Charlie adalah penyesalan besarnya selama masa muda.Dulu, Rhea menceritakan kisah mereka kepada Paula tanpa maksud apa pun. Dia berkata, alangkah bagusnya jika Paula bisa memberinya masa muda yang sempurna di d
Paula menyusul sosok yang terlihat mirip dengan Aurel itu. Setelah melewati gazebo, dia menuju ke taman.Winelli membantu mengangkat gaun Paula. Ketika melihat Paula memakai sepatu hak tinggi 8 sentimeter, Winelli pun merasa sangat cemas.Kemudian, Paula hendak mendaki gunung buatan. Winelli buru-buru menghentikan, "Nona, nggak boleh!"Darwin sudah melarang Paula memakai sepatu hak tinggi, tetapi Paula khawatir Rhea menyadari keanehan sehingga memaksakan diri untuk memakainya. Pada akhirnya, Darwin menyuruh Winelli untuk terus mengawasi Paula. Saat itu, ekspresi Darwin bahkan begitu masam.Paula berbisik, "Aku melihat mereka di sana. Setelah mendaki gunung ini, kita baru bisa mendengar obrolan mereka.""Kita bisa memanggil pelayan atau pengawal." Winelli merasa tidak perlu begitu merepotkan. Jika Paula merasa ada yang tidak beres dengan kedua orang itu, mereka tinggal menyuruh pengawal menangkapnya."Nggak, nggak." Paula menggeleng. Dia masih belum yakin bahwa orang itu adalah Aurel. A
Asalkan punya kesempatan untuk mendekati Darwin, Aurel yakin dia bisa menaklukkan pria itu. Apalagi, kebakaran ini bisa menghancurkan pesta ulang tahun Rhea. Wanita ini pasti akan dijuluki sebagai pembawa sial nanti."Nggak mau! Itu tindakan ilegal, aku nggak mau masuk penjara!" tolak orang itu langsung."Aku nggak menyuruhmu menyalakan api kok. Ada banyak lilin di tempat ini, 'kan? Kalau tirai jendela terbakar, siapa yang bakal curiga? Ada banyak orang di kediaman ini. Api pasti padam duluan nanti. Nggak usah takut," sahut Aurel.Pada akhirnya, Aurel berhasil membujuk orang itu. Dia memperingatkan lagi, "Kalau begitu, jangan lupa membawa orang ke sana."Paula terus memikirkan suara itu. Seketika, dia teringat pada seseorang. Dia meraih lengan Winelli sambil berkata, "Ini suara pengasuh yang merawat Pak Darwin sejak kecil. Kalau dia memberikan makanan atau minuman, Pak Darwin nggak mungkin curiga. Dia dalam bahaya, cepat tolong dia!"Winelli mengernyit mendengarnya. Sementara itu, pela
Semua foto dipilih dengan cermat. Segera, orang-orang mulai memahami sesuatu. Sesudah Richie memutuskan untuk bertunangan dengan Paula, pria ini terus menggoda wanita. Sementara itu, sejak Aurel pulang, Paula terus menuruti keinginannya karena merasa bersalah padanya.Namun, Aurel malah bersekongkol dengan orang tuanya untuk menindas Paula. Hari ketiga setelah Aurel pulang, wanita ini bahkan merayu Richie. Ini semua sangat berbeda dengan rumor yang ada di internet."Sepertinya, Keluarga Ignasius sudah tahu kalau Paula bukan putri mereka sejak awal. Tapi, supaya berbesan dengan Keluarga Antoro, mereka mengizinkan Paula untuk tetap tinggal di rumah. Setelah Aurel merayu Richie, mereka pun langsung mengusir Paula. Benar-benar lebih buruk dari binatang!""Benar sekali, lihat saja perlakuan yang didapatkan Paula di rumahnya. Dia seperti pelayan. Keluarga Ignasius sudah menyiksanya, tapi masih mau memanfaatkannya. Keluarga ini gila sekali!""Ternyata Paula bisa selingkuh karena pengaruh obat
Paula buru-buru berjalan keluar. Tidak lama setelah dia pergi, Richie juga keluar saat Angga asyik mengobrol dengan orang tua Rhea.Setibanya di Paviliun Willow, Paula sontak teringat pada sesuatu sehingga bertanya kepada pelayan, "Kamu tahu Nona Wilda di mana?"Paula belum memutuskan, apakah dia harus memberi tahu Wilda tentang insiden ini atau tidak. Jika Darwin mengonsumsi obat itu, sepertinya akan lebih bagus jika menyuruh Wilda kemari. Akan tetapi, bagaimana jika Wilda melihat sesuatu yang tidak senonoh? Bukankah wanita itu akan membatalkan pernikahan?"Maksud Nona, wanita yang mengejar-ngejar Tuan Nicho? Tuan Nicho ketakutan dibuatnya, mereka berdua entah ke mana sekarang. Nona Rhea marah sekali karena masalah ini," jawab pelayan itu."Bukannya dia wanita yang akan bertunangan dengan Pak Darwin?" tanya Paula dengan heran."Aku termasuk karyawan baru. Aku nggak tahu tentang pertunangan Tuan Darwin," sahut pelayan itu sambil menggeleng.Paviliun Willow sangat besar, totalnya ada du