Share

Kebohongannya Lagi

“Dia itu istri sahabat aku, bukan orang lain. Udah deh, kalo emang kamu nggak mau bantuin nggak usah merembet ngomong soal Tania segala.”

“Ya udah.” Kuayunkan langkah meninggalkannya yang tampak semakin kesal.

Butuh tapi gengsinya itu tinggi sekali. Terus saja bela Tania, maka kamu akan susah sendiri, Mas.

Buru-buru aku mandi, biar habis itu langsung istirahat. Tadi aku sudah makan di rumah Bunda jadi perut masih kenyang. Mungkin akan merasa lapar nanti tengah malam.

Aku selesai mandi, Mas Langit masih belum masuk ke dalam kamar. Mungkin dia benar-benar marah. Salah sendiri, dia yang mulai.

Gerakan tanganku yang sedang mengancingkan piyama terhenti saat melihat sebuah kertas mengintip dari bawah meja. Perasaan tadi pagi saat membersihkan kamar rasanya sudah tidak ada sampah yang tertinggal.

Tubuhku menunduk untuk meraih kertas itu.

“Baby shop?” Tulisan paling atas dari kertas yang ternyata struk belanja.

Mataku memanas melihat list panjang belanjaan perlengkapan bayi.

Apa Mas Langit m
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status