Share

35. Konten Sensitif pt2

Selepas roda motornya si bujang mengerem, aku melompat turun. Cepat-cepat menghampiri gerbang besar rumah Esa.

Ding dong!

Bel untungnya masih berfungsi sebab tak berselang lama, Pak Januar membukakan gerbang tersebut dengan susah payah sendiri sambil menjulurkan kepala.

“Oh! ada Esa, pak?” tanyaku cepat. Beliau menyipitkan mata.

“Lho, bukannya sama mbaknya tadi?”

Tuh, kan. Benar. Ia tidak ada di rumah. Aku menyibakkan rambut. Gusar.

“Mungkin ke rumahnya kak Richie,” celetuk Maurer. Membuatku terkesiap.

“Kamu tahu rumahnya Richie di mana?”

***

Punggung membungkuk, menyusuri jalan panjang. Di sisi lain, tubuhku menggigil diterpa angin malam. Kira-kira apa yang akan dilakukan Esa jika ia menemui Richie dalam kondisi seperti itu? Lagi pula buat apa Richie ada di rumahnya? Ia, kan, kabur membawa lari uang Esa?

“Di sini rumahnya?” tanyaku, saat Maurer menurunkanku di salah satu rumah gelap yang di depannya ada pohon jambu dan anjing kelaparan. Rumahnya persis berada di pinggir jalan. Ada be
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status