Share

53. Loser

Esa terkekeh saat menyadari sesuatu.

“Kau tahu, yang lebih mencengangkannya lagi?” tanyanya tapi bukan bertanya. Seperti hanya mengikuti caraku berbicara. “Makasi atas Quotesnya. Cukup menghibur.”

Kuterima dengan gaya anak indie yang mencintai senja. Tidak menyangka pula bahwa kata-kata itu malah menghiburnya.

“Tapi kamu gimana dulu? Katamu pernah berada di posisi Olin waktu—eh, keadaan Olin gimana?”

Ia keburu mengubah topik saat menyebut anak tersebut. Ada kekhawatiran sekaligus ketakutan yang cukup pekat di matanya. Aku spontan menjawab. “Baik.” Membuatnya tidak percaya.

“Seriusan? Nggak mungkin. Pagi ini gimana keadaannya?”

“Sedang tidur setelah minum obat sehabis sarapan.”

“Dia bilang apa tentangku?”

“Nggak ada.”

“Seriusan?”

“Serius .…”

Aku memang tidak ingin membebani pikirannya dengan rasa sakit yang sudah-sudah. Namun setiap kali bertatapan lama, ia seolah mendesakku untuk berbicara jujur.

“Aku ini laki-laki, sayang. Nggak apa-apa. Bicara aja secara jujur. Justru saat aku tahu
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status