Share

Tujuh Puluh

Naya yang di tatap seperti itu oleh Dewa hanya bisa semakin melesak kedalam dekapan suaminya dan menangis, entah bagaimana perasaannya saat ini. Naya sedang bertarung dengan perasaannya sendiri karena sekuat apapun Naya menepis perasaannya dengan Dewa tapi nyatanya cinta itu masih ada.

Tidak adil bukan, suaminya sudah banyak sekali menyakitinya namun tiba-tiba sekarang Naya tidak siap jika harus kehilangan Dewa. Benar kata orang cinta itu bisa membuat orang bodoh.

"Kenapa harus menangis, Kanaya?" Dewa menatap Naya yang menangis tersedu di dadanya dan merelakan kemejanya basah dengan air mata istrinya.

"Kenapa kita ketemu ya terlambat sih, Mas. Kenapa kamu harus nikah dulu sama Savira!" ujar Naya menatap Dewa dengan mata sembabnya namun wajahnya cemberut kesal.

"Kamu terlalu lama lahirnya." Jawabannya suaminya justru kembali membuat Naya memukul suaminya kesal.

"Iya, mana dapetnya om-om duda lagi. Tuhan nggak adil banget sama aku."

Bukannya marah, Dewa justru tertawa kecil kemudian men
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status