Share

SUKU MUROA

"Setelah berjalan begitu jauh, dua kali kita menemui tempat yang sama. Sepertinya ada yang aneh dengan tebing batu ini," ucap Tetua Kalingga, kemudian turun dari tunggangan, disusul oleh Wira dan Huzen.

"Aku juga merasakan hal yang sama. Pola garis bebatuan di sana tampak teratur. Apa sebuah simbol atau semacamnya?" Huzen membalas.

Wajah mereka mendongak, menilik sisi demi sisi tebing batu yang menjulang hingga tiga puluh kaki di depan sana.

Tidak lama, sontak saja mereka merasakan adanya eksistensi lain di sekitar situ.

"Hm ... aku merasa ada yang sedang mengawasi kita," lirih Huzen.

Tetua Kalingga dan Wira mengerti. Kaki mereka sedikit menyerong, bersiap siaga apabila ada pergerakan aneh yang mengancam.

Dan benar saja. Kuda yang mereka kendarai mulai resah. Seketika rerumputan di sekitar membeku dan perlahan berjalan mengepung tempat mereka berpijak.

SIUF SIUF SIIUF

Dari atas, puluhan anak panah berlapis es menghujan ke arah mereka. Menyadari hal itu, Tetua Kalingga segera merapalkan
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status