Share

Layla Demam, Layla Mau Pulang!

"Layla mau pulang ke rumah Opa, Layla tidak mau tinggal di sini lagi..."

Layla memeluk boneka kelincinya dan meringkuk dalam gendongan Valia. Suhu tubuhnya sangat panas, anak itu terus menangis dan mengajak pulang ke Murcia.

Sesabar mungkin Valia mengusap punggung Layla dan menggendongnya ke sana kemari.

"Iya Sayang, kita tunggu Papa pulang dulu ya nak, nanti kalau Papa sudah pulang kerja, kita kembali ke rumah Opa, ya?" Valia mengecupi wajah putrinya yang hangat.

Merina merasa kasihan dengan Valia, karena Layla sejak pagi tadi menangis tiada henti sampai hari sudah sore.

"Nyonya, biar saya gantikan gendong, Nyonya Valia belum makan sama sekali," ujar Merina dan beberapa pelayan di sana mendekati Valia.

"Tidak perlu Merina, nanti Layla akan semakin mengamuk. Dia tidak pernah demam sampai seperti ini." Valia menatap wajah putrinya yang memerah, kini anaknya mulai terlelap dan hanya tersisa napasnya yang masih jelas sesekali sesenggukan. "Tolong hubungi Aaron ya, bilang padanya un
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status