Share

Papaku yang Hebat!

"Papa, Layla mau pulang ke rumah Opa lagi, Layla tidak mau tinggal di sini."

Layla merengek, setelah bangun dari tidurnya anak itu langsung memeluk Aaron.

"Iya Sayang, tapi Layla harus sembuh dulu, ya? Kalau sudah sembuh nanti pulang ke rumah Opa," jawab Aaron mengusap rambut Layla yang berantakan.

"Layla sedih," lirihnya seraya membenamkan wajahnya pada dada bidang sang Papa. "Mama dipukul, Mama dicakar, Mamanya Layla disakiti!"

Anak itu mendongak menatap wajah Aaron dengan bibir mencebik ingin menangis. Aaron mengerti betapa sedihnya hati sang putri dengan hal yang tengah dirasakannya.

Layla menjadi anak yang tumbuh penuh kasih sayang dan cinta yang begitu banyak dari Valia. Pagi siang malam hanya Valia yang selalu ada untuk Layla. Setiap banyak hal yang Layla keluhkan, di situlah Aaron selalu merasa bersalah.

"Maafkan Papa ya, Sayang," bisik Aaron di telinga Layla. "Harusnya Papa menemanimu tumbuh, nak."

Layla diam tidak menjawab selain memeluk boneka kelinci merah muda mili
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status