Share

Sequel : Damai

      Zeva terlihat mengernyit, merasakan pening menghantam kepalanya. Perlahan, kedua matanya terbuka. Dahinya mengkerut karena silau lampu.

"Pusing?"

Zeva sontak menoleh kaget dan meringis saat kepalanya berdenyut pusing.

Zein mengusap kepala Zeva, memijat lembut pelipisnya."Tidur dulu atau mau makan?" tawarnya.

Zeva menatap Zein dengan mengabaikan kepalanya yang berdenyut.

"Kenapa Zeva di sini lagi? Adit sama Yumni mana?" tanyanya dengan suara serak dan layu.

Zein masih betah mengusap dan memijat lembut pelipis Zeva. Zeva pun tidak menolak karena jujur saja itu enak baginya.

"Mereka pulang." balas Zein sekenanya.

"Kenapa ga bawa Zeva juga? Kenapa malah di bawa kesini?" Zeva menepis tangan Zein dan berusaha turun dari kasur Zein.

Zein menahan bahunya."Rumah kamu di sini, jelas kamu harus ada di si

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status