Share

37. Sebuah Perasaan yang Terhalang

"Saya pulang ya, Pak. Sekali lagi, saya minta maaf sebesar-besarnya."

Setelah mereka turun dari mobil. Nadia langsung ingin berpamitan dan pulang. 

"Nadia, ayo mampir! Kamu sepertinya terlihat pucat. Nanti saya suruh supir saya, yang mengantar kamu."

"Tapi, Pak. Saya...."

"Ini perintah dari dosen!" tegas Ryan tidak ingin dibantah. Walaupun sudut bibirnya terasa nyeri.

Dengan ragu, Nadia mengangguk dan ikut masuk ke dalam rumah dosennya. 

"Astaga, Ryan kamu membawa perempuan? Dia siapa? Pacar kamu kan? Akhirnya putra mami normal."

Nadia tersenyum canggung. Tunggu! Normal? Jadi, selama ini dosennya tidak pernah memiliki kekasih

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status