Share

Bab 22. Belajar Ikhlas

"Bukan marah sih, Kak. Aku hanya kaget saja." Entah kenapa Adnan sangat sensitif sekarang dia gampang marah. Tidak seperti dulu lagi.

"Iya, deh. Kakak minta maaf. Tapi tadi Kakak udah ngucapin salam, loh. Kamu aja gak dengar." ujarku seraya menepuk bahu Adnan.

"Kakak ini ya? Udah salah, main pukul aja. Dasar karung goni," ejek Adnan. Kami sering melontarkan kata-kata ejekan tetapi antara kami tidak ada yang sakit hati. Karena itu semua hanya gurauan semata.

"Hey, kaleng kerupuk. Kakakmu yang cantik ini tadi udah ngucapin salam. Kamu aja yang gak dengar karena asyik main gitar aja. Kayak orang lagi putus cinta aja," ujarku ikut mengejek sepupuku yang sudah aku anggap sebagai adik sendiri.

"Mana ada Kakak ngucapin salam. Aku bukan orang pikun dan aku juga belum budeg," ujar lelaki memakai kaos putih dan celana boxer seraya meletakkan gitarnya. Nampaknya dia sudah tidak minat lagi untuk bermain gitar.

"Makanya jangan main gitar aja. Jadi gak dengar ada orang masuk." Setelah mengatakan it
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status