Romeo memang marah padanya dan Raven sudah tahu itu. karena Raven sama sekali tidak memperdulikan permintaan Romeo untuk mencari keberadaan Ruster.
Raven mengusap kasar wajahnya sekilas, apakah ia harus turun tangan mencari istri adiknya itu yang sudah jelas ingin Raven lupakan. tapi melihat keandaan Romeo seperti ini. Raven tidak tegah melihat penderitaan adik yang paling ia sayangi selama ini dan ia juga akan berhenti mencari siapa orang yang membuat semuanya menjadi kacau.
Di dalam kamar mandi.
Air shower mengalir membasahi tubuhnya yang terpahat sempurna, pria itu terdiam membeku dan memejamkan matanya erat meresapi tetesan air yang dingin mengalir di permukaan kulitnya.
Sudah dua bulan, Romeo kehilangan istrinya tanpa bisa melihat tanpa bisa di menyentuhnya. Romeo tidak tinggal diam. Dalam mencari keberadaan istrinya tapi keberuntungan tidak berpihak padanya.
Memang sangat menyedihkan, Romeo sudah mengeluarkan uang banyak untuk membayar dektek
"Bukan urusanmu, sebaiknya kau pergi dari sini!” balas Ruster dengan nada ketus.Raven memperlihatkan senyuman lebarnya yang membuat Ruster merasa ngeri.Bunyi langkah sepatu perlahan mendekati Ruster yang menatap waspada ke arah Raven. Ruster memundurkan tubuhnya hingga sampai kesudut tembok dan Raven menghimpitnya. Dengan meraih pinggang Ruster yang membuat Ruster terlonjak kaget.Ruster menutup kedua mata almondnya dengan detak jatungnya berpacu cepat. Karena jarak mereka sangatlah dekat. membuat Ruster semakin salah tingkah dan hampir tidak bisa bernafas dengan baik.Tangan Raven mengusap lembut perut Ruster yang di pekirakan kandungannya sudah empat bulan."Bagaimana perkembangan anak kita?" tanya Raven dengan suara lembutnya."Bu..kan urusanmu," Ruster ingin menjauh dan seketika Raven menahannya. ia menatap tajam pada Ruster."Apa mau mu kesini? Tanya Ruster yang mengumpulkan semua keberanian untuk melawan Raven.Ru
Ruster terengah-engah saat ciuman terlepas dan pandangan mata mereka saling bertemu. begitu intensnya, seakan mampu menggugurkan pertahanan Ruster."Turuti perintahku," ucap Raven yang tidak mau di bantah.Ruster meneguk salivanya kalau melihat Raven seperti ini bulu kuduk Ruster selalu merinding. karena kepribadian pria ini kadang berubah begitu cepat. Tetiba air mata Ruster jatuh dengan deras."Bodoh!" ucap Raven yang meraih tubuh Ruster dan memeluk wanita itu dengan eratnya.Raven terpaksa menggunakan kekerasan pada Ruster, karena ia sudah tidak tahu cara membujuk Ruster pulang dan usahanya mencari siapa yang menghasut Ruster pergi dari rumah juga sia-sia. Semua karena Romeo mengacaukan semua rencananya dengan menyakiti diri sendiri.Dari kejauhan, Keith melihat ke arah Zeus.“Kau yakin, kakakku akan baik-baik saja?” tanya Keith yang cemas dengan kakak perempuannya yang saat ini hamil.“Yakin seratus persen dan ak
"Maafkan aku lain kali aku akan menahan diri,” ujar Raven yang tahu Ruster meringis saat melangkahkan kakinya."Memang seharusnya begitu, biar tidak menyakitiku!" balas Ruster.Saat mereka memasuki rumah, Raven melepaskan tangannya yang menggenggam tangan Ruster. Tatapan Raven yan memperhatikan Romeo menuruni anak tangga.Wajah Romeo tercengang, terpancar kebahagian di mimik wajahnya. senyumnya melebar."Ruster?" Romeo bergegas menghampiri istrinya dan memeluknya erat hingga Ruster terlonjak kaget."Ya Tuhan benarkah ini kau, aku merindukanmu dan kemana saja kau selama ini. aku terus mencarimu selama ini, tapi aku tidak pernah bisa menemukanmu!" jelas Romeo dan menciumi wajah Ruster, ia tidak menyadari keberadaan kembarannya, yang masih berada di antara mereka."Aku hanya menenangkan diri,” alasan Ruster."Tidak akan ku lepaskan lagi dan aku tidak peduli dengan apapun. yang penting kita tetap bersam selamanya," ujar
"Hemm..""Apa kau ingin makan sesuatu?" tawar Ruster ramah."Kau bersikap seolah kau adalah istriku, apa kau menganggap serius pernikahan kita?" cibir Raven dengan nada sinisnya. Karena ia sudah memutuskan untuk mengubur perasanya pada Ruster.DegPerkataan Raven begitu menusuk ulu hati Ruster dan wajahnya memucat dengan tatapan kaget ke arah wajah Raven."Seluruh dunia pasti tahu, bahwa pernikahan kita tidak sah dan berhentilah seolah menjadi istri untukku!" lanjut Raven dengan nada sinisnya yang lebih menusuk hati.Raven berjalan mendekati Ruster dan berbisik di telinganya."Kau hanya pelacurku dan aku sudah bosan padamu."Ruster menatapi Raven dengan mata berkaca-kaca, ia kecewa atas semua sikap Raven, yang selama ini lakukan padanya."Jadi kau hanya membodohiku, kau berpura pura manis dan hanya ingin mengajakku kembali ke rumah ini?" pekik Ruster dengan suara penuh kemarahannya."Tepat sekali."PLAK
Ruster mengejapkan matanya dan ia sungguh sangat lelah melayani nafsu Raven yang tiada batas."A-aku,” Ruster menggantung kalimatnya, kalau dirinya mengatakan ingin beristirahat sejenak. apa Raven akan marah padanya.Rafael terkekeh garing dan ia berbaring di samping Ruster. Untuk memeluk tubuh Ruster secara erat. tangannya tidak tinggal diam untuk meremas dada Ruster yang semakin besar. Sejak Ruster hamil."Tidurlah, aku juga sangat lelah!” ucap Raven yang menghembuskan nafasnya yang kelelahan di dekat telinga Ruster.DegJantung Ruster berdetak semakin kencang dan wajahnya sudah terasa panas. ia berbalik menghadap ke arah Raven dan mengusap wajah pria itu. pria yang membuat hatinya sangat tersiksa selama ini. Pria yang selalu mengisi hatinya.Raven mengerutkan dahinya semakin dalam, sentuhan Ruster sungguh menganggu waktu tidurnya.Tatapan mata Raven ke arah manik mata Ruster yang ada binar kebahagiaan di mat
"Karena aku tidak bisa berhenti,” ucap Raven yang masih bisa di dengar jelas oleh Romeo."Persetan dengan mu, Ven. Ruster milikku dan kalaupun ia tau kebenaran siapa dirimu pastilah dia akan membencimu, bahkan tidak akan melihatmu lagi!” ancam Romeo yang bertekat membocorkan sisi gelap Raven. Ia tidak perduli lagi dengan Raven, karena api kecemburuan menguasai otak dan hatinya.Raven mengeraskan rahangnya, keningnya mengerut semakin dalam."Aku tahu, kau telah membunuh Emilia Lim dan Eliana Lim sekaligus keluarga Lim lainnya.”"Aku hanya memberikan pelajaran yang pantas untuk mereka, itu hukuman yang pantas untuk mereka yang menyakiti pemimpin Van Diora.”"Dengan membunuh lagi dan lagi. kau telah sakit jiwa, Ven."DegRaven menatap tajam pada Romeo, kalau yang bicara ini bukanlah adiknya. pastinya Romeo akan menyesali ucapannya."Aku tidak akan membiarkan Ruster memilihmu dan kau tidak pantas untuk istri
Sekarang Raven memilih menetap di apartemen dan Ini mungkin yang terbaik...Wajah Ruster yang berlinang air mata terekam jelas di memori ingatan Raven. ia tidak ada niat untuk melukai Ruster karena semua itu ia lakukan. Agar wanita itu melupakannya. padahal di lubuk hatinya ingin berteriak keras, bahwa ia mencintai wanita itu tapi Raven harus tahu diri, karena dirinya bukan yang utama, dirinya hanya sebagai bayangan hitam menyelimuti hubungan mereka.Apa lagi ucapan Romeo yang menyingung perasaannya, tapi apa yang di ucapkan oleh Romeo. memang ada benarnya juga.Raven hanya seorang yang sakit jiwannya yang tidak pantas untuk di cintai sedangkan Romeo selalu berharap keluar dari bayang-bayang keluarga Van Diora.“Aku rasa kau butuh waktu untuk istirahat, Ven!” ucap Lius yang langsung menancapkan salah satu jarum kecil di leher Raven.Raven ingin memaki Lius, tapi matanya langsung tertutup rapat.“Aku tidak menyangkah, kau ak
"Kau mencintainya?" tanya Romeo lagi, walau ia tahu jawaban dari Ruster. tapi Romeo ingin mendengarnya secara langsung dari Ruster."Sudah cukup Romeo, jangan bertanya lagi. aku sungguh lelah," balas Ruster yang berbaring membelakangi Romeo.Pandangan Romeo masih berkaca-kaca, ia mengepalkan kedua tangannya. ia tidak bisa menerima Ruster memperlakukannya seperti ini. tapi Romeo tidak bisa berbuat apapun, Romeo tidak ingin menyakiti Ruster lagi dengan tindakan kasarnya. apa lagi kehilangan Ruster, ia benar-benar tidak sanggup.Romeo berdiri meninggalkan kamar, ia menuruni anak tangga menuju garasi mobil. ia memasuki salah satu mobil sportnya yang berwarna hitam dengan merk mayback. Mobilnya melajukan dengan kecepatan penuh menuju apertemen Raven.Romeo harus bicara pada Raven dan ia akan mengalah demi kebahagian Ruster. Romeo tidak akan mempertanyaan perasaan Raven sesungguhnya, kalau benar kembarannya itu menyukai Ruster. maka ia rela mu