Share

Bab 85. Hujan dan Syarat

Hujan kian deras. Tetapi tanpa bunyi petir menggelegar. Hanya cahaya kilat sesekali berkelebat. Entah sangkut di manakah hingga cahaya kilat yang terang di langit Batam petang itu tanpa diiringi gelegar petirnya.

Dua insan manusia sedang mendesah berbaur dengan bunyi hujan yang lebat tercurah. Kamar yang menghadap ke taman dengan tirai tertutup seluruhnya, menyimpan rapat semua rahasia yang ada di dalamnya.

"Ah, Faqih!" jerit histeris perempuan.

"Ah, Jeta!" Suara mengeluh lelaki terdengar memekik tertahan. Hampir jatuh dari ranjang.

"Kenapa tiba-tiba mendorongku?" tanya lelaki yang bukan lain adalah Faqih. Terheran memandang Jeta yang sedang meringis dan memejam. Lelaki itu sambil menyentuh lengan perempuan itu dengan cemas.

"Kakiku ketimpa kakimu. Sakit sekali, seperti patah kembali rasanya." Jeta masih memajam dan meringis. Tentu dengan menahan nafas di dada. Sakit sekali ekspresinya. Bahkan merembes air bening dari celah kelopak mata yang merapat.

"Benarkah, Jeta?! Ayo kita perg
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status