Share

Bab 84. Ingin Sebelas Anak

Rumah megah bergaya ala Jepang itu terlihat kian mentereng dengan rinai hujan. Air kembali jatuh dari langit yang kian lama tercurah sangat deras.

Koper silver dan kecil tetapi berat, diseret oleh Faqih bersama Jeta di kursi rodanya. Melewati teras dan kini berdiri di depan pintu. Mengetuk beberapa kali hingga terdengar sahutan dari dalam.

"Wa'alaikumsalam! Eih, Bang Faqih …?!" Seorang gadis muda yang cantik dan berambut pirang serta berkulit putih, memekik sambil menubruk Faqih. Merangkul lelaki itu dengan erat. Perlahan Faqih pun melepas rangkulannya.

"Mana yang lain, Zahra?" tanya Faqih pada gadis itu.

"Ada di dalam, belajar. Kalo Bang Zidan di kamarnya." Zahra sambil bergerak lincah membuka lebar-lebar pintu rumah. Gerakannya terhenti. Sadar jika Faqih membawa seseorang.

"Abang, siapa?" Zahra menunjuk Jeta dengan lirikan matanya.

"Istri," sahut Faqih cepat.

"Hah …?!" Zahra sangat terkejut. Namun, serta merta juga menyalami tangan Jeta.

"Tumben bawa koper. Baguslah kalo abang bakal
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status