Apa yang tidak Hazel sadari adalah, akting yang dia lakukan sangat buruk, yang membuat Sergio langsung bisa menyadarinya.Melihat sosok mungil terbaring di atas tempat tidur dengan bulu mata yang berkedip-kedip tetapi menolak untuk membuka matanya, Sergio tertawa dalam hati.Namun, dia tidak menguak akting Hazel. Dia melainkan mengambil piyama dari lemari pakaian dan langsung pergi ke kamar mandi untuk mandi.Hazel akhirnya bisa bernapas lega ketika mendengar pintu kamar mandi tertutup dan suara air yang mengalir deras setelahnya.Dengan berkurangnya bom waktu dari Sergio, saraf-sarafnya yang tegang akhirnya mengendur dan dia pun tertidur.Dia sudah tertidur ketika Sergio keluar dari kamar mandi.Dia membungkus dirinya rapat-rapat dengan selimut, hanya memperlihatkan wajahnya yang kecil, cantik dan menyenangkan.Pipi Hazel sedikit memerah. Bibirnya yang merona mencecap beberapa kali dan alisnya menegang. Bulu matanya bergerak beberapa kali, seolah-olah sedang mengalami mimpi yang indah
Melihat wajah tidur pria yang tampan di sebelahnya, sekelebat ketakjuban muncul di bawah mata Hazel.Harus dikatakan bahwa wajah Sergio benar-benar sangat menawan.Sergio memiliki wajah yang dingin, dalam, tegas dan begitu sempurna sehingga nyaris tanpa cela.Sementara tubuhnya, meskipun mengenakan baju tidur, Hazel masih bisa merasakan dada Sergio yang keras dan memiliki otot perut.Hazel tidak menahan diri dan diam-diam mengulurkan tangan dan menyentuhnya.Benar saja, ternyata sangat keras.Hazel langsung merasa seperti mendapatkan harta karun yang sangat berharga. Dia tidak bisa menahan rasa bahagia saat membayangkan bisa melihat wajah itu setiap hari.Dia terus larut dalam pikirannya sendiri, jadi tidak tahu seberapa lancangnya pemikirannya ini.Baru ketika bulu mata Sergio berkedip beberapa kali, Hazel tersentak kembali ke dunia nyata.Menyadari bahwa dirinya menatap Sergio dengan kagum, pipi Hazel langsung memerah.Dia diam-diam menarik kembali tangan yang berada di pinggang Serg
Tampaknya olahraga yang Sergio lakukan selama beberapa tahun ini telah membuahkan hasil. Dia tidak menaruh target untuk mendapatkan fisik yang kekar, hanya murni melakukan olahraga demi kesehatan. Namun begitu dipuji seperti ini oleh Hazel, entah kenapa dia merasakan kepuasan tersendiri di dalam hati.Melihat pipi Hazel yang memerah, mata Sergio berkedip beberapa kali, lalu mendekatkan tubuhnya perlahan.Saat ini, hanya ada satu pikiran yang tersisa di benaknya, yaitu mencium Hazel.Dia tidak tahu bagaimana hubungan pasangan lain, dia juga sadar kalau dirinya terlalu mesum karena menginginkan seorang gadis yang hampir sepuluh tahun lebih muda darinya. Namun, dia masih tidak bisa mengendalikan hatinya.Sebesar apa pun hambatan dan kesulitan yang Sergio hadapi dalam dunia bisnis, dia mampu menghadapinya dengan senyuman.Hanya saat menghadapi Hazel, jantung di dalam dadanya akan kehilangan kendali, seolah-olah seperti kuda liar yang berlari kencang di tengah hamparan rerumputan.Dalam dir
Butuh waktu lama hingga rasa panas di wajah Hazel menghilang. Baru setelah itulah dia beranjak dari tempat tidur.Saat ini, nada dering ponselnya berbunyi."Hazel, tolong aku!"Suara cemas Winda terdengar dari dalam ponsel, diiringi suara rintihan yang terdengar menyakitkan.Hazel sedikit mengernyit dan berkata, "Winda, jangan panik. Apa yang terjadi?"Winda menghela napas dalam dan menjawab, "Hari ini ada geladi bersih untuk perayaan ulang tahun kampus. Tapi kakiku terluka dan aku nggak bisa tampil buat menari di acara itu!"Kerutan di dahi Hazel makin dalam. "Di mana kamu sekarang? Aku akan segera ke sana!"Winda langsung menjawab, "Aku ada di ruang kesehatan. Jangan khawatir. Lukanya nggak terlalu serius, kok. Tapi kata dokter aku nggak boleh olahraga berat."Hazel berpikir sejenak, lalu mengatakan, "Baiklah. Tetap di ruang kesehatan dan jangan pergi ke mana pun. Aku akan ke sana sekarang."Setelah menutup telepon, Hazel bergegas turun.Ketika melihatnya turun, Adam langsung menyamb
"Bukannya cuma terkilir? Kenapa sampai berdarah?"Saat membahas hal ini, Winda menjadi sangat marah. "Awalnya memang nggak berdarah, hanya kulitnya saja yang tergores. Tapi kebetulan pagi tadi ada yang memecahkan gelas dan pecahan gelasnya nggak dibersihin sampai bersih ...."Dia benar-benar sial. Hari ini, dia datang ke kampus lebih awal untuk latihan. Dia berharap bisa menyelesaikan latihan lebih awal agar bisa pergi bekerja paruh waktu lebih awal.Tidak disangka kakinya malah terkilir.Hazel yang mendengar itu pun langsung mengernyit, lalu bertanya, "Apa kamu yakin itu cuma kecelakaan? Bagaimana kebetulan seperti itu bisa terjadi?""Awalnya aku pikir ada yang sengaja mencoba menyakitiku. Tapi saat pergi ke ruang CCTV, aku nggak melihat ada sesuatu yang janggal. Jadi, aku menganggap ini memang hari sialku!"Melihat kakinya yang terluka, Winda menghela napas berat.Hazel melihat lukanya dengan hati-hati dan berkata dengan cemas, "Ulang tahun kampus tinggal beberapa hari lagi. Nggak mu
"Jangan main-main. Kalau melewatkan kesempatan bagus ini, akan terlalu kentara kalau memintanya di lain waktu. Aku saja masih belum tahu mau pakai alasan apa."Hazel berpikir sejenak dan memberinya ide, "Gampang saja! Kakimu yang terluka adalah alasan terbaik."Winda menopang dagunya dan mengangguk setuju, "Benar. Apa menurutmu sudah terlambat kalau aku kembali sekarang?"Dokter muda di ruang kesehatan itu sangat tampan. Alis bagus, mata berbinar, hidung mancung dan perawakannya juga tinggi.Yang terpenting, dia sangat lembut!Itu sangat sesuai dengan semua fantasi Winda tentang sosok pasangan ideal."Lukamu cukup serius, jadi lain kali saja. Aku antar kamu pulang dulu."Winda memeluk lengan Hazel dan berkata dengan genit, "Hazel, aku sudah sejak lama mempersiapkan penampilan ini. Aku nggak rela karena harus berakhir seperti ini!"Hazel tahu alasan Winda menjadi kandidat penampil adalah karena ada penari profesional yang datang untuk menonton pertunjukan.Kalau dia menampilkan yang ter
"Jangan memujiku begitu. Aku masih sadar diri!" Winda dibuat senang oleh pujian Hazel. Dia mengangkat dagunya, lalu melanjutkan, "Ya. Kecantikanku memang berada di batas rata-rata."Hazel tidak bisa menahan tawanya saat mendengar itu.Winda teringat sesuatu, yang membuat ekspresinya langsung berubah serius. "Hazel, bukannya ayahmu masuk rumah sakit?""Ya. Kenapa kamu bisa tahu?"Ketika Hazel kembali ke rumah orang tuanya beberapa hari yang lalu, dia sangat marah atas sikap pilih kasih Krisna. Saat itu, Hazel banyak mengucapkan kata-kata kasar, yang membuat emosi Krisna terpancing dan mengalami serangan jantung.Namun, Hazel tidak merasa bersimpati. Dibandingkan dengan penderitaan yang dia dan ibunya alami, semua itu masih jauh dari kata cukup.Kalau dipikir-pikir, mungkin itu karma untuk Krisna.Winda menjawab jujur, "Pagi ini Dania telepon, katanya dia nggak bisa menghubungimu. Dia juga mengeluh kalau kemarahanmu membuat ayahmu jatuh sakit."Hazel menjawab, "Kalau dia telepon lagi, ab
Menjelang siang, Hazel naik ke panggung untuk berlatih.Penampilan yang dia bawakan adalah biola, sebuah musik yang manis dan anggun, yang dimainkan dengan keterampilan yang luar biasa.Saat lagu berakhir, penonton bertepuk tangan meriah.Banyak penonton yang bersorak dan pujian pun menggema dari setiap sudut.Namun, Hazel tidak merasa senang karena lagu ini adalah lagu favorit ibunya semasa hidup.Dari apa yang dia tahu, latar belakang lagu ini adalah kisah cinta yang menyedihkan.Mungkin karena pengaruh musik, perasaan Hazel menjadi sedikit murung setelah latihan.Winda hanya bisa menghela napas saat melihat Hazel yang jadi tidak fokus.Dia mencoba menghiburnya, "Hazel, semuanya sudah berlalu. Kita nggak boleh terus melihat ke depan dan berpikir ke arah yang baik-baik. Mungkin di surga nggak ada yang namanya rasa sakit, nggak perlu juga menanggung siksaan apa pun. Ini bisa jadi hal yang baik untuk Tante."Hazel mengangguk dan menjawab sambil memaksakan senyum, "Aku nggak apa-apa, kok