Share

Bab 6

"Hazel, coba katakan itu sekali lagi! Selama ini aku membesarkanmu bukan untuk membuatmu bicara seperti ini kepadaku! Bagaimana bisa aku memiliki anak yang nggak bisa diatur sepertimu!"

Paru-paru Krisna serasa mau meledak karena amarah. Dia tidak percaya kata-kata itu keluar dari mulut Hazel.

Hazel menjauhkan telepon dari telinganya tanpa ekspresi, lalu mengusap telinganya. "Kalau Ayah ingin mendengarnya, Ayah bisa merekamnya dan memutarnya setiap malam sebelum tidur."

Hazel bersikap begitu patuh di depan Sergio karena secara naluri dia merasa takut kepada Sergio.

Sedangkan terhadap orang lain, kalaupun itu ayahnya sendiri, Hazel tidak akan menahan diri.

Dulu, Hazel masih merasa sedih setelah dimarahi oleh Krisna. Namun setelah ibunya meninggal, dia menjadi paham akan semuanya.

Jangan pernah menginginkan sesuatu yang bukan milik atau kita akan terluka.

Jadi, setelah mengetahui bahwa Justin telah mengkhianatinya, dia tidak merasa sedih, justru merasa bersyukur.

Setidaknya, mereka masih belum menikah dan masih ada kesempatan untuk menyelamatkan semuanya.

Sumpah serapah Krisna terdengar dari dalam ponsel. Hazel menjawab mengerti dengan tidak sabar, lalu menutup telepon.

Dia memang harus pulang. Masih ada hal yang harus dia selesaikan dengan Darra. Jangan harap semuanya berakhir begitu saja.

Dia menyeka sudut mulutnya dengan anggun, lalu beranjak dan bertemu dengan tatapan kaget Adam.

Hazel terbatuk pelan, tersenyum dan mengangguk pada Adam. Setelah itu, dia berjalan cepat menaiki tangga.

Hazel tidak takut disalahpahami, dia hanya merasa sedikit canggung.

Meskipun dia dan Sergio menikah atas dasar kesepakatan, setelah hidup dalam lingkaran keluarga mewah selama lebih dari dua puluh tahun, Hazel tahu bahwa makin kaya sebuah keluarga, mereka akan memedulikan harga diri dan wajah mereka.

Karena ingin menggunakan Sergio untuk membalas perbuatan Justin dan Darra, Hazel juga harus mencoba memainkan peran sebagai Nyonya Hardwin.

Adam menyaksikan kepergian Hazel dengan penuh emosi.

Dia tidak menyangka bahwa gadis kecil dengan penampilan yang baik dan karakter yang lembut ini ternyata memiliki sisi yang tangguh.

Namun, mengingat rumor tentang Keluarga Vandana, Adam seketika merasa kasihan pada Hazel.

Krisna awalnya adalah seorang anak miskin yang tidak memiliki apa-apa. Kemudian, dia menikah dengan ibu Hazel, Kirana Damentha, lalu membuka sebuah perusahaan dengan bantuan Kirana.

Kirana adalah seorang wanita yang berjiwa bisnis. Dalam beberapa tahun saja, dia berhasil menjalankan perusahaannya dengan sangat baik.

Nama JY juga berhasil menembus pasar internasional, yang secara bertahap berkembang dari merek pakaian ke berbagai sektor seperti keuangan dan real estate.

Pada puncaknya, Keluarga Vandana berhasil masuk ke dalam jajaran atas orang-orang kaya dan berkuasa.

Hanya saja, tidak lama setelah itu Kirana terkena kanker dan dikhianati oleh Krisna. Fisiknya secara bertahap menjadi jauh lebih lemah dan tidak memiliki waktu atau energi untuk menjalankan perusahaan lagi.

Krisna mengambil kesempatan untuk mengintervensi perusahaan dengan menempatkan banyak orangnya sendiri di dalam jajaran perusahaan. Dia ingin mengambil alih perusahaan dan menguasainya untuk dirinya sendiri.

Lebih parahnya lagi, hanya kurang dari sebulan setelah kematian Kirana, Krisna justru membawa selingkuhan dan anak hasil hubungan gelapnya kembali ke rumah.

Posisi Hazel di Keluarga Vandana menjadi sangat canggung.

Kemudian, ada gosip yang beredar di kalangan keluarga bahwa tunangan Hazel, Justin, berselingkuh dengan anak haram Krisna, Darra. Semua orang tengah menantikan kapan Hazel akan dikeluarkan dari hubungan pernikahan ini dan menjadi bahan tertawaan semua orang.

Benar-benar anak yang malang.

Untunglah semuanya akan menjadi lebih baik di masa depan dengan adanya Sergio yang melindungi Hazel.

...

Hazel mengenakan kembali pakaian yang kemarin sudah dia cuci dan jemur dalam semalam, lalu berpamitan untuk pergi keluar.

Adam berkata dengan serius, "Apa Nyonya ingin diantar sopir? Di sini agak susah buat mendapatkan taksi."

Tempat ini dikelilingi oleh area vila yang luas dan ada sopir khusus untuk mengantar dan menjemput penghuni rumah. Sangat jarang bisa mendapatkan taksi di tempat ini.

Selain itu, sistem keamanan di sini berada pada tingkat yang sangat tinggi. Petugas keamanan di pintu masuk tidak akan membiarkan siapa pun masuk jika mereka tidak dapat membuktikan identitas mereka.

Hazel memikirkan hal itu dan mengangguk setuju, "Baiklah."

Adam langsung memilih sebuah mobil sederhana namun mewah dari garasi, lalu meminta sopir untuk mengantarkan Hazel dengan selamat.

Setibanya di Keluarga Vandana, Hazel keluar dari mobil dan menarik napas panjang.

Jika tidak meninggalkan sesuatu di rumah yang harus dibawa, Hazel tidak akan pernah melangkah walau setengah jalan ke tempat ini lagi.

Ini bahkan bukan rumahnya. Dalam hati, Krisna tidak pernah menganggapnya sebagai anak perempuannya.

Hazel bahkan sudah bisa membayangkan berapa banyak omelan yang akan dia terima saat masuk ke dalam.

Benar saja. Begitu Hazel melangkah masuk ke ruang tamu Keluarga Vandana, tiba-tiba ada sesuatu yang terlempar keluar.

Pupil mata Hazel menyipit, dia pun menghindar dengan cepat.

Sebuah kaca yang indah melewatinya dan terbanting di lantai tidak jauh di belakangnya.

Pecahan kaca yang terdengar begitu nyaring membuat telinga Hazel berdenging.

Jika Hazel bergerak sedikit lebih lambat dalam menghindar, mungkin kaca itu akan tepat mengenai wajahnya.

Krisna sangat marah dan menggunakan seluruh kekuatannya untuk melemparkan kaca ini. Kalaupun kepala Hazel sangat keras, pasti akan tetap hancur karena lemparan itu.

Hazel terdiam selama beberapa detik sebelum kembali tersadar. Begitu mendongak, dia melihat wajah Krisna yang penuh amarah.

"Kamu masih berani pulang? Kenapa aku bisa punya anak yang berjiwa pembangkang sepertimu! Kamu bahkan berani menindas adikmu sendiri!"

Krisna sangat marah, bahkan wajahnya terlihat sangat garang. Suaranya pun membawa kemarahan yang tertahan.

Teriakannya itu dibarengi dengan suara tangis yang terdengar begitu menyedihkan.

Hazel menengok dan melihat ibu tirinya, Dania Hanako dan Darra tengah duduk di sofa. Mereka tengah berpelukan dan menangis.

Raut wajah mereka tampak seolah-olah mereka telah mengalami kekejaman yang luar biasa.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status