Share

Bab 29 Bimbang

Mas Hakim telah bicara pada ibunya. Kemudian pintu kamar mandi pun diperbaiki. Aku sedikit lega. Jadi aku tak perlu takut lagi. Namun, tetap saja canggung. Selama ini aku menjaga auratku. Namun harus mengalami kejadian ini.

Mas Hakim masih belum mau berusaha punya anak. Aku selalu bilang ingin punya keturunan. Namun ia masih menundanya. Setiap melihat orang tua bersama anaknya, aku merasa sedih. Mas Hakim kemana yah? Aku mencarinya tak ada. Suasana rumah tampak sepi. Sehabis mengerjakan tugas rumah, aku tak melihatnya dari tadi. Saat itu ada yang datang. Mungkin mas Hakim. Lalu kulihat ke arah pintu depan. Bukan, ternyata itu Zulfi. Perasaanku menjadi canggung. Di rumah hanya ada kami berdua. Sehingga aku memutuskan untuk keluar rumah. Tidak baik rasanya hanya berdua. Walaupun ipar, Zulfi tetap bukan mahramku. Aku keluar dari rumah, saat itu berpapasan pula dengan tetangga.

"Eh, Mbak Tazkiyah."

"Bu Retno."

"Lagi apa, Mbak?"

"Duduk-duduk saja. Gerah di dalam rumah."

"Main saja ke ru
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status