Share

Bab 46 - Meminta Kepastian

Felicia terus mengusap punggung Theo dengan lembut, berusaha memberikan kenyamanan. Dia merangkul Theo lebih erat, membiarkan pria itu menangis sepuasnya.

Beberapa menit kemudian, tangis Theo akhirnya mereda. Theo menarik napas dalam-dalam, mencoba menenangkan diri.

“Maaf, Feli. Baju kamu jadi basah, saya nggak seharusnya nangis begini,” ucap Theo dengan suara serak khas seseorang habis menangis. Dia lantas menunduk, terlihat malu.

Felicia menggeleng, menatap Theo dengan penuh pengertian. “Nggak apa-apa kok.”

Theo tersenyum tipis, merasa lebih lega. Dia terdiam cukup lama, tatapannya lurus ke depan, seperti sedang mengenang kejadian di masa lalu.

“Mama saya orangnya baik banget. Saking baiknya, Mama masih mau bertahan walaupun ada cewek ular merusak rumah tangganya,” ucap Theo, bercerita tiba-tiba dengan raut wajah yang berubah marah.

“Apa maksudnya Mama tirimu?” tebak Felicia.

“Ya,” angguk Theo. “Padahal Mama saya jauh lebih cantik.”

Theo mengeluarkan dompet dari sakunya dan membuka
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status