"Kau telah melaksanakan perintahku?" kata Wira kepada utusannya.
"Ya, lihat saja hasilnya. Jangan lupa untuk mentransfer," sergah orang itu lewat panggilan telepon
Wira tersenyum puas, apa yang ia rencanakan berhasil sempurna.
Paman Wira adalah seorang manajer perusahaan yang dipimpin oleh Arkha putra Jason, adik dari William Jason yang ingin mengendalikan perusahaan grup Jason.
Paman Wira saat ini berada di kantor tepatnya, di balkon menyesap rokok yang terlihat sangat mahal sambil menunggu hasil rencananya.
"Kita lihat saja William, siapa yang akan menang," imbuhnya sambil tersenyum menyeringai.
Di tempat lain, Arkha bersama dengan sopir pribadinya, sedang dalam perjalanan menuju kediaman. Tiba-tiba sopirnya merasakan sesuatu yang aneh dengan mobil yang mereka kendarai, dia mencoba untuk menginjak pedal remnya, tetapi sayangnya tidak berhasil, yang berarti remnya rusak dan tidak berfungsi.
"Ada apa, Pak?" tanya Arkha melihat kecemasan di wajahi supir pribadinya.
"Tuan, maaf.sepertinya remnya tidak berfungsi."
"Apa! Tidak berfungsi? Sial, bagaimana ini bisa terjadi?" Arkha mengutuk, dia melonggarkan dasinya mencoba untuk tenang.
Tak berapa lama, ada seseorang yang lewat di depan mobil Arkha, yang membuat mereka kaget hingga pengemudi kaget dan langsung membanting setirnya hingga kecelakaan pun tak dapat terhindarkan.
"Aaaa," teriak Arkha dan sopirnya
Mobil itu terjun bebas tepat di jurang yang dalam, di mana ada sungai tepat dibawahnya.
Byur
*********
Sedangkan di sebuah desa Lily, nampak seorang gadis cantik dan pintar. Dia juga primadona desa setempat. gadis cantik dengan hewan peliharaannya itu bersiap untuk pergi ke sungai untuk memandikan peliharaannya itu. Nama gadis itu adalah Nirina Amalia atau biasa dipanggil Nina.
"Ayo semua, kita mandi dulu biar segar, lalu pulang," seru gadis itu pada hewan peliharaannya yaitu tiga ekor kambing. sesampainya disana dia terbelalak melihat ada sebuah mobil yang rusak di sungai tersebut.
"Ya Tuhan, ada orang kecelakaan?!" dia berlari ke arah mobil itu dan langsung mengecek keadaan Arkha dan sopirnya
"Ya ampun, bagaimana bisa?" ucap Nina dan mencoba mengecek denyut nadi Arkha dan sopirnya.
"Dia masih bernafas, saya harus minta bantuan, tunggu sebentar Pak."
Arkha masih setengah sadar dengan tubuhnya berlumuran darah, dia sempat melihat wajah seorang gadis membantunya hingga akhirnya ia pingsan.
Nina berlari meminta pertolongan, terlihat di dekat perempatan banyak orang sedang mengobrol.
"Tolong-tolong," teriak Nina terengah-engah ke arah semua orang.
"Hei Nina, ada apa? Kenapa kau seperti baru saja melihat hantu."
"Ini lebih dari hantu," ucapnya dengan nafas terengah-engah.
"Kamu atur napas dulu Nina."
Hah .. huh
Setelah menarik napas, dia akhirnya mulai berbicara dan menceritakan kejadian yang dialami dan dilihatnya di sungai.
"Kenapa kamu tidak bilang dari tadi," ucap mereka langsung berlalu meninggalkan Nina, semua warga segera menuju sungai.
"Woy, kok aku ditinggal. Ya ampun," dengus Nina kesal kemudian langsung mengikuti mereka.
Sesampai di sungai, warga bergotong royong menyelamatkan sopir dan Arkha. Namun sang sopir telah menghembuskan napas terakhirnya , sedangkan Arkha masih bernafas, mereka langsung membawanya ke klinik setempat.
Di klinik, Ayah Firman datang dengan wajah cemasnya dan menghampiri putri cantiknya, dia diberitahu oleh seorang warga bahwa Nina membantu seseorang di sungai.
"Nina, kamu baik-baik nak," tanya Ayah Firman dengan lembut
"Nina, tidak apa-apa Ayah."
"Bagaimana dengan orang yang kamu bantu?"
"Masih dalam bantuan dokter, Ayah, tenanglah!"
"Baiklah kalau begitu."
Dua jam kemudian dokter keluar dari ruangan bersama perawat
"Maaf, siapa yang bertanggung jawab atas tuan itu."
Semua orang saling memandang dan akhirnya Nina menjawab
"Saya akan bertanggung jawab dokter."
"Bagaimana keadaannya dokter?"
"Dia mengalami amnesia, luka di kepalanya, telah membuatnya kehilangan ingatan."
"Kalau begitu apakah bisa disembuhkan, dokter?"
"Ya, ingatannya akan kembali tetapi itu akan memakan waktu yang cukup lama," ucap dokter itu lalu memberikan resep obatnya "Ya, sudah saya permisi, jangan lupa ini obatnya."
"Terima kasih, dokter," ucap Nina mengangguk
"Lalu siapa yang akan menampungnya, Nin," salah satu warga bertanya
"Saya akan menampungnya, Pak."
"Kamu lagi, Nin. Tidak apa-apa?"
"Ya, aku ikhlas. Bagaimana dengan Ayah? Hanya sampai dia pulih dari ingatannya."
"Iya, Ayah setuju."
Dua hari kemudian, Arkha terbangun. perawat yang menangani Arkha pun menghubungi Nina.
"Halo selamat siang Nona, teman anda sudah sadarkan diri. bisakah Anda menemuinya?"
"Baiklah Sus, saya akan segera ke sana."
Nina buru-buru mandi setelah selesai memasak. Tak lupa membawa makanan untuk pria itu. Setelah siap ia langsung berpamitan pada Ayahnya.
"Ayah, Nina pergi dulu."
"Nin, kamu mau kemana?"
"Ke klinik Ayah, orang itu sudah bangun."
"Syukurlah, hati-hati."
"Baik Ayah."
Di sisi lain, di kota Jasmine, ada seorang pria paruh baya yang tertawa terbahak-bahak karena rencananya berhasil.
"Papa, ada apa? kenapa tertawa?" tanya Dika mengerinyitkan dahi
"Ini hanya tentang bisnis Papa. Itu saja," ucap Wira. "Oh ya lebih baik kau tak usah ikut campur urusan Papa, kau urus pekerjaanmu sendiri."
Dika merasa aneh, dia akan mencari tahu semuanya. Gerak gerik ayahnya sangat mencurigakan. Dika segera pergi ke kediaman Arkha tetapi pelayan itu berkata jika tuannya tidak pulang dari acara perusahaan.
"Aneh sekali, apa yang terjadi di sini? di mana paman William dan kak Arkha?" batin Dika menerka
...
Di desa Lily, seorang gadis cantik mulai membuka pintu ruangan Arkha. Ia celingukan mencari sosok penghuni itu dan tak lama pria itu muncul dari kamar mandi
"Permisi tuan," sapa Nina tersenyum kepada Arkha
"Kamu siapa?" tanya Arkha sambil memegang kepalanya yang terasa berdenyut dan masih terbalut perban. Dan ia pun pelan-pelan duduk di ranjangnya
"Saya Nina, kak, yang membantu dalam kecelakaan di sungai."
"Kenapa aku tidak bisa mengingat semuanya?"
"Dokter bilang kamu amnesia tapi kamu masih bisa sembuh," ucap Nina sambil meletakkan makanan di atas meja dekat Arkha
"Sungguh, terima kasih telah membantuku," ujarnya
"Sama-sama kak, oh ya maaf sebelumnya. Gimana kalau kamu aku panggil kak Arya ? karena aku nggak tahu namamu," ucap Nina lirih
"Oke, nama yang bagus," Arkha atau Arya hanya manggut-manggut
"Oh ya ini, kakak makan ya," ucap Nina menyodorkan makanan yang dibuatnya untuk Arya
Arya langsung menyantapnya dengan perlahan.
"Gadis ini benar-benar sangat baik," pikir Arya tersenyum
Sedang di tempat lain Wira tengah mengadakan pesta bersama teman-temannya. Merayakan keberhasilannya karena telah berhasil menyingkirkan keluarga Jason
"Mari kita semua menikmati. Saya akan segera memimpin perusahaan grup Jason," ucap Wira pada semua rekannya dengan senyum merekah
Semua orang bersulang dan melanjutkan acaranya hiingga pagi.
Keesokan harinya, Arya dan Nina sudah diperbolehkan pulang dari klinik. Di tengah perjalanan, mereka bertemu dengan Roni, teman Nina.
"Nin, kamu dari mana? dan dengan siapa? sepertinya dia baru di sini."
"Oh, ini kak Arya. Nanti aku ceritain, soalnya ceritanya panjang kayak kereta. Kita mau pulang, bye Roni."
"I-iya Nina."
"Siapa pria itu? seperti pernah melihatnya," pikir Roni mencoba mengingat
Nina membawa Arya kerumah kosong di sebelah rumahnya, rumah itu juga milik Ayah Nina, hanya saja tidak lagi ditempati.Nina membuka pintu, seketika ia langsung mengerutkan keningnya, melihat rumah yang sudah lama tidak digunakan itu tampak bersih."Ada apa, Nina?" tanya Arya"Eh, tidak apa-apa, masuklah kak. Maaf, rumahnya kecil. Ini juga rumah kami, hanya saja sudah lama tidak ditempati. Tapi sudah dibersihkan.""Tidak apa-apa Nin, terima kasih sudah bersedia menampungku."Nina mengangguk dan meletakkan ponsel di ruangan yang akan digunakan Arya."Kak, aku tinggal dulu yah, aku ada urusan. Jika terjadi apa-apa, telepon aku. Ini nomorku dan gunakan ponsel ini," kata Nina sambil men
"Dasar penjilat," batin VirgoVirgo mengikuti Wira ke kamarnya."Vir, kamu santai saja di ruangan itu. Jangan ganggu aku dulu.""Ya pak," kata Virgo membungkuk.Ketika Virgo akan kembali ke kamar, dia bertemu Dika, mereka hanya saling menatap dan Dika pergi ke kamar ayahnya."Papa.""Ada apa Dika?""Apakah Papa yakin bisa mengatur semua ini?""Kamu meragukan papamu ya, sudah sana kembali ke tempatmu."Dika menghela napas panjang dari kamar Ayahnya.Di ruangan yang berbeda, tepatnya di mana Virgo berada
"Nin, maafin aku." "Nin,anak orang, lepasin!" Mita mencoba melerai "Denger ya, kau sudah buat celaka orang. Sekarang minta maaf sama kak Arya atau aku laporkan ke polisi," ancam Nina "I-iya Nin, aku akan minta maaf." "Ini hanya demi kamu, Nin. Aku takut kehilanganmu," batin Roni tersiksa "Oke, kapan kau menemui kak Arya?" "Besok Nin." Nina mengangguk dan mengajak kedua sahabat pergi dari tempat itu dan menuju pasar malam. Keesokan harinya, Arya terkejut saat dia membuka pintu rumah, ada Roni dihadapannya "Roni, kau kesini. Ada apa?" "Aku minta maaf sama kamu, yang nabrak kemarin itu aku. Maafkan aku." Arya melihat dari sorot mata Roni, jika dia terpaksa. Arya hanya menggeleng kepala melihat tingkah Roni seperti itu. "Kau menyukai Nina." Deg Kata- kata Arya membuat Roni menatap penuh arti "Iya, kau tahu." "Dari tatapanmu pada Nina, sudah terlihat." "Baguslah kalau tahu, jadi aku tak perlu menutupinya lagi. Oh ya soal permintaan maaf ku padamu hanya demi Nina, ingat itu!
Tiga hari kemudian setelah kejadian tempo hari, Arya membuat kejutan kembali dibantu dua sahabat Nina."Mit, An. Kalian tak repot kan?" tanya Arya"Tidak kak, oh ya kita harus segera kerumah gadis bar-bar itu.""Siapa gadis bar-bar?""Siapa lagi kalau bukan kekasihmu, kak Arya," ucap mereka berdua cekikikan"Kalian ada-ada saja.""Udah mending sekarang kita kerumahnya buruan, sebelum gadis itu pergi.""Oke. Ayo!"Di Jalan, Arya dan dua teman Nina bertemu dengan Roni. Roni membocorkan sarkastik ke Arya. Tapi dia mengabaikan hal yang penting untuk tidak menyentuh pikirannya. Arya tahu bah
Mario dan Virgo mengendorkan pelukan mereka saling menatap heran. "Apa yang sebenarnya terjadi?" pikir mereka berdua. Mita dan Ana buru-buru menghampiri mereka berdua agar tenang sejenak."Kak, ini minumlah. Apa kau mengenal kak Arya?" tanya Mita pada Virgo" Makasih, namanya Arya. Tapi ia mirip temenku yang selama ini hilang.""Sebenarnya bukan nama asli kak.""Sungguh," ucap Virgo menegaskan"Iya. Sudahlah kita nikmati saja acara pestanya dulu.""Oke."Acara pernikahan Nina dan Arya lancar tanoa hambatan, semula Roni ingin mengacau karena tak terima merek menikah dengan cepat oara warga menahan manusia itu.Kini Roni bersama temannya tengah mabuk, dan ucapannya ngelantur semua tertawa dengan kekonyolannya "Hey, Ron. Kau tak usah pikirkan Nina, dia istri orang," ucap teman Roni yang sudah teler"Hahhahaha, tak mudah bagiku. Lihatlah akan aku buktikan kalau akan mendapatkannya," ucap Roni cekikikan sambil memegang botol miras oplosan"Dasar
"Berhenti! Nina aku mencintaimu, kenapa hancurkan aku, hah," bentak Roni"Roni, ngapain kamu?" tanya Nina ketakutan tapi Arya mencoba menenangkannya dengan merangkulRoni datang dengan wajah berantakan dan juga keadaan sedang mabuk, ia tertawa menyeringai"Hahahaha. Nina, kau tak pantas dengannya. Lihatlah aku! aku begitu menyayangimu Nin," teriak Roni Tak lama, beberapa warga membawa Roni keluar dari acara tersebut, dan dia berusaha memberontak"Brengsek, lepaskan aku!""Diam kau Ron, atau aku lempar tubuhmu ke sungai," ancam salah satu wargaDari kejauhan, orangtua Roni melihat anaknya di seret para warga, buru-buru menghampiri"Ada apa ini, Pak?""Pak Toni, lebih baik bawa anak anda ke rumah. Dia mencoba mengacau di acara Nina.""Apa! astaga kau memalukan, Roni," ucapnya dan buru-buru membawa putra kesayangannya yang sudah tel
Buru-buru Arya mengangkat telpon"Sorry aku kesiangan, kau tunggu disitu Vir," ujar Arya pada Virgo sahabatnya"Oke, buruan.""Siap."Arya menutup telpon lalu mengecup kening istrinyaCup"Aku mandi dulu sayang."Nina mengangguk dan bergegas mengambil baju ganti untuk suaminya. Sesaat, pria tampan itu sudah selesai mandi lalu mengganti baju."Sayang, aku akan keluar kota sebentar. Kau baik-baik di rumah ya.""Kemana kak, kenapa mendadak.""Aku cari kerja ada panggilan tadi, nanti aku pasti kabari kamu.""Baiklah, mau bawa baju berapa kak.""Tak usah, aku akan beli nanti dari gajiku. Kamu nggak apa kan sayang.""Nggak kak, kakak hati-hati.""Iya, ayo kita keluar."Arya merangkul istri keluar dari kamar, dan pria tampan itu mengajak berpamitan pada mertuanya.TokTok"Ayah," panggil NinaDan pintu pun terbuka"Nina, Arya. Ada apa nak?" tanya lembut Ayah"Ayah, Arya mau pamit. Arya akan ke kota untuk bekerja, doakan lancar ya.""Kau sama siapa, nak.""Sama kenalan kemarin tanya-tanya soa
Nina yang di bekap seseorang, buru-buru di masukkan ke dalam mobil, di dalam mobil sudah ada Ayahnya lebih dulu. Tak lama, mobil yang membawa Nina dan Ayahnya sudah sampai di sebuah villa. Para orang-orang itu membawa tubuh Nina dan Ayahnya dan mengikat mereka berdua di sebuah kamar. Di kamar itu sebelumnya sudah ada seorang wanita paruh baya yang cantik, Wanita itu terkejut ada penghuni baru.Setelah orang-orang itu keluar dari kamar, Wanita paruh baya tersebut mencoba membangunkan Nina dan Ayahnya"Hei, bangunlah."Nina terbangun mengerjab-ngerjab dedangkan Ayahnya masih belum bangun. Nina mencoba membangunkan "Ayah, ayo bangun," Nina membangunkan Ayahnya. Lelaki paruh baya itu akhirnya membuaka mata dan meliat ke samping "Nina, kau tak apa kan," tanya Ayah cemas melihat putri semata wayangnya"Nina baik aja, Ayah.""Syukurlah nak."Nina mengedarkan pandangannya pada wanita paruh baya di dekatnya."Maaf nyonya, anda kenapa bisa di sini?"tanya lembut Nina"Aku sama denganmu, nak.