Share

Husband billionare
Husband billionare
Author: Maya Annajwa

Arkha menghilang

"Kau telah melaksanakan perintahku?" kata Wira kepada utusannya.

"Ya, lihat saja hasilnya. Jangan lupa untuk mentransfer,"  sergah orang itu lewat panggilan telepon

Wira tersenyum puas, apa yang ia rencanakan berhasil sempurna.

Paman Wira adalah seorang manajer perusahaan yang dipimpin oleh Arkha putra  Jason, adik dari William Jason yang ingin mengendalikan perusahaan grup Jason.

Paman Wira saat ini berada di kantor tepatnya, di balkon menyesap rokok yang terlihat sangat mahal sambil menunggu hasil rencananya.

"Kita lihat saja William, siapa yang akan menang," imbuhnya sambil tersenyum menyeringai.

Di tempat lain, Arkha bersama dengan sopir pribadinya, sedang dalam perjalanan menuju kediaman. Tiba-tiba sopirnya merasakan sesuatu yang aneh dengan mobil yang mereka kendarai, dia mencoba untuk menginjak pedal remnya,  tetapi sayangnya tidak berhasil, yang berarti remnya rusak dan tidak berfungsi.

"Ada apa, Pak?" tanya Arkha melihat kecemasan di wajahi supir pribadinya.

"Tuan, maaf.sepertinya remnya  tidak berfungsi."

"Apa! Tidak berfungsi? Sial, bagaimana ini bisa terjadi?" Arkha mengutuk, dia melonggarkan dasinya mencoba untuk tenang.

Tak berapa lama, ada seseorang yang lewat di depan mobil Arkha, yang membuat mereka kaget hingga  pengemudi kaget dan langsung membanting setirnya hingga kecelakaan pun tak dapat terhindarkan.

"Aaaa," teriak Arkha dan sopirnya

Mobil itu terjun bebas tepat di jurang yang  dalam, di mana ada sungai tepat dibawahnya.

Byur

*********

Sedangkan di sebuah desa Lily, nampak seorang gadis cantik dan pintar. Dia juga primadona desa setempat. gadis cantik dengan hewan peliharaannya itu bersiap untuk pergi ke sungai untuk memandikan peliharaannya itu. Nama gadis itu adalah Nirina Amalia atau biasa dipanggil Nina.

"Ayo semua, kita mandi dulu biar segar, lalu pulang," seru gadis itu pada hewan peliharaannya yaitu tiga ekor kambing. sesampainya disana dia terbelalak melihat ada sebuah mobil yang rusak di sungai tersebut.

"Ya Tuhan, ada orang kecelakaan?!" dia berlari ke arah mobil itu dan langsung mengecek keadaan Arkha dan sopirnya

"Ya ampun, bagaimana bisa?" ucap Nina dan mencoba mengecek denyut nadi Arkha dan sopirnya.

"Dia masih bernafas, saya harus minta bantuan, tunggu sebentar Pak."

Arkha masih setengah sadar dengan tubuhnya berlumuran darah, dia sempat  melihat wajah seorang gadis membantunya hingga akhirnya ia pingsan.

Nina berlari meminta pertolongan, terlihat di dekat perempatan banyak orang sedang mengobrol.

"Tolong-tolong," teriak Nina terengah-engah ke arah semua orang.

"Hei Nina, ada apa? Kenapa kau seperti baru saja melihat hantu."

"Ini lebih dari hantu," ucapnya  dengan nafas terengah-engah.

"Kamu atur napas dulu Nina."

Hah .. huh

Setelah menarik napas, dia akhirnya mulai berbicara dan menceritakan kejadian yang dialami dan dilihatnya di sungai.

"Kenapa kamu tidak bilang dari tadi," ucap mereka langsung berlalu meninggalkan Nina, semua warga segera menuju sungai.

"Woy, kok aku ditinggal. Ya ampun," dengus Nina kesal kemudian langsung mengikuti mereka.

Sesampai di sungai, warga bergotong royong menyelamatkan sopir dan Arkha. Namun sang sopir telah menghembuskan napas terakhirnya , sedangkan  Arkha masih bernafas, mereka langsung membawanya ke klinik setempat.

Di klinik, Ayah Firman datang dengan wajah cemasnya dan menghampiri putri cantiknya, dia diberitahu oleh seorang warga bahwa Nina membantu seseorang di sungai.

"Nina, kamu baik-baik nak," tanya Ayah Firman dengan lembut

"Nina, tidak apa-apa Ayah."

"Bagaimana dengan orang yang kamu bantu?"

"Masih dalam bantuan dokter, Ayah, tenanglah!"

"Baiklah kalau begitu."

Dua jam kemudian dokter keluar dari ruangan bersama perawat

"Maaf, siapa yang bertanggung jawab atas tuan itu."

Semua orang saling memandang dan akhirnya Nina menjawab

"Saya akan bertanggung jawab dokter."

"Bagaimana keadaannya dokter?"

"Dia mengalami amnesia, luka di kepalanya, telah membuatnya kehilangan ingatan."

"Kalau begitu apakah bisa disembuhkan, dokter?"

"Ya, ingatannya akan kembali tetapi itu akan memakan waktu yang cukup lama," ucap dokter itu lalu memberikan resep obatnya "Ya, sudah saya permisi, jangan lupa ini obatnya."

"Terima kasih, dokter," ucap Nina mengangguk 

"Lalu siapa yang akan menampungnya, Nin," salah satu warga bertanya

"Saya akan menampungnya, Pak."

"Kamu lagi, Nin. Tidak apa-apa?"

"Ya, aku ikhlas. Bagaimana dengan Ayah? Hanya sampai dia pulih dari ingatannya."

"Iya, Ayah setuju."

Dua hari kemudian, Arkha terbangun. perawat yang menangani Arkha pun menghubungi Nina.

"Halo selamat siang Nona, teman anda sudah sadarkan diri. bisakah Anda menemuinya?"

"Baiklah Sus, saya akan segera ke sana."

Nina buru-buru mandi setelah selesai memasak. Tak lupa membawa makanan untuk pria itu. Setelah siap ia langsung berpamitan pada Ayahnya. 

"Ayah, Nina pergi dulu."

"Nin, kamu mau kemana?"

"Ke klinik Ayah, orang itu sudah bangun."

"Syukurlah, hati-hati." 

"Baik Ayah."

Di sisi lain, di kota Jasmine, ada seorang pria paruh baya yang tertawa terbahak-bahak karena rencananya berhasil.

"Papa, ada apa? kenapa tertawa?" tanya Dika mengerinyitkan dahi

"Ini hanya  tentang bisnis Papa. Itu saja," ucap Wira. "Oh ya lebih baik kau tak usah ikut campur urusan Papa, kau urus pekerjaanmu sendiri."

Dika merasa aneh, dia akan mencari tahu semuanya. Gerak gerik ayahnya sangat mencurigakan. Dika segera pergi ke kediaman Arkha tetapi pelayan itu berkata jika tuannya tidak pulang dari acara perusahaan.

"Aneh sekali, apa yang terjadi di sini? di mana paman William dan kak Arkha?" batin Dika menerka

...

Di desa Lily, seorang gadis cantik mulai membuka pintu ruangan Arkha. Ia celingukan mencari sosok penghuni itu dan tak lama pria itu muncul dari kamar mandi

"Permisi tuan," sapa Nina tersenyum kepada Arkha

"Kamu siapa?" tanya Arkha sambil memegang kepalanya yang terasa berdenyut dan masih terbalut perban. Dan ia pun pelan-pelan duduk di ranjangnya

"Saya Nina, kak, yang membantu  dalam kecelakaan di sungai."

"Kenapa aku tidak bisa mengingat semuanya?"

"Dokter bilang kamu amnesia tapi kamu masih bisa sembuh," ucap Nina sambil meletakkan makanan di atas meja dekat Arkha

"Sungguh, terima kasih telah membantuku," ujarnya 

"Sama-sama kak, oh ya maaf sebelumnya. Gimana kalau kamu aku panggil kak Arya ? karena aku nggak tahu namamu," ucap Nina lirih

"Oke, nama yang bagus," Arkha atau Arya hanya manggut-manggut

"Oh ya ini, kakak makan ya," ucap Nina menyodorkan makanan yang dibuatnya untuk Arya

Arya langsung menyantapnya dengan perlahan.

"Gadis ini benar-benar sangat baik," pikir Arya tersenyum

Sedang di tempat lain Wira tengah mengadakan pesta bersama teman-temannya. Merayakan keberhasilannya karena telah berhasil menyingkirkan keluarga Jason

"Mari kita semua menikmati. Saya akan segera memimpin perusahaan grup Jason," ucap Wira pada semua rekannya dengan senyum merekah

Semua orang bersulang dan melanjutkan acaranya hiingga  pagi.

Keesokan harinya, Arya dan Nina sudah diperbolehkan pulang dari klinik. Di tengah perjalanan, mereka bertemu dengan Roni, teman Nina.

"Nin, kamu dari mana? dan dengan siapa? sepertinya dia baru di sini."

"Oh, ini kak Arya. Nanti aku ceritain, soalnya ceritanya panjang kayak kereta. Kita mau pulang, bye Roni."

"I-iya Nina."

"Siapa pria itu? seperti pernah melihatnya," pikir Roni mencoba mengingat

Comments (1)
goodnovel comment avatar
Felicia Aileen
nice opening cant wait to read the next chapter.. boleh kasih tau akun sosmed ga ya soalnya pengen aku share ke sosmed trs tag akun author :)
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status