Share

Bab 21

"Aku kan sakit, Ta."

"Iya, tapi taunya Pak Ryan kamu itu ngayap di jalan-jalan. Kayak orang bingung." ketus Ata.

Aku mengeryitkan kening. Kenapa Pak Ryan bisa tau.

"Pak Ryan tau dari mana?"

"Dia melihat kamu, Ndra. Beberapa hari ini Pak Ryan memang ada perlu bolak balik ke PT. Inti Mas. Dia lihat mobil kamu."

Aku terdiam. Mau memberi alasan apa lagi setelah ini.

"Besok kamu harus masuk, Ndra."

"Ga bisa, Ta. Istriku belum ketemu."

"Wah, bisa-bisa kamu di pecat!"

Aku membuang napas kasar. Pekerjaan ini penting bagiku.

Ata mendekat lalu duduk dibibir ranjang kemudian meraih tanganku. Aku terkejut, menatap lelaki itu tanpa suara. Apa-apaan Ata?

"Tenang aja, Ndra. Yakin masalah kamu, akan segera selesai. Pokoknya kamu besok harus masuk, aku pamit dulu." lelaki itu melepaskan tanganku lalu menepuk pundak sekilas dan bangkit meninggalkan senyum yang penuh misteri.

Darahku berdesir.

"Astaghfirullah ..." desisku.

Motor Ata sudah terdengar menjauh, aku baru hendak bangkit ketika terdengar sua
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status